Bisnis.com, JAKARTA – Ekspor dan impor China dilaporkan meningkat dalam yuan pada bulan lalu, kendati pandemi Covid-19 terus menggerogoti perekonomian global.
Badan bea cukai China pada Selasa (14/7/2020) melaporkan ekspor tumbuh 4,3 persen dalam nilai yuan pada Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sedangkan impor naik 6,2 persen.
Hasil tersebut jauh lebih baik dari proyeksi para ekonom yang memperkirakan ekspor China pada Juni akan meningkat 3,5 persen dan impor menyusut 4,7 persen. Pemerintah China akan segera merilis data perdagangan dalam dolar AS.
Dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat masih bergulat mengendalikan infeksi virus mematikan ini, belum ada tanda-tanda kapan permintaan global untuk ekspor China akan pulih secara berkelanjutan ke level pra-pandemi.
Pada saat yang sama, memburuknya hubungan dengan AS menambah ketidakpastian perdagangan, meskipun China telah meningkatkan upaya untuk memenuhi ketentuan kesepakatan perdagangan.
Di sisi lain, net ekspor yang positif akan memberi dukungan untuk pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) China pada kuartal kedua, setelah kontraksi sebesar 6,8 persen pada kuartal sebelumnya.
Baca Juga
“Peningkatan dalam neraca perdagangan bisa menjadi dukungan utama bagi pertumbuhan PDB kuartal kedua, tetapi hanya bisa membantu sampai batas tertentu," ujar Kepala Ekonom untuk Greater China di ING Bank NV Iris Pang, menjelang rilis data perdagangan, seperti dilansir Bloomberg.
Dalam laporan yang sama, ekspor produk-produk tekstil termasuk masker wajah melonjak sebesar 32,4 persen pada paruh pertama tahun ini. Ekspor obat-obatan dan produk farmasi serta peralatan medis masing-masing meningkat 23,6 persen dan 46,4 persen.
Sementara itu, didorong oleh peningkatan jumlah orang yang bekerja dari rumah, ekspor laptop China bertambah 9,1 persen.