Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Kontraksi hingga Minus 6 Persen

indikasi penurunan pertumbuhan ekonomi ini dapat terlihat dari Indeks Penjualan Riil yang dirilis Bank Indonesia, Rabu (8/7/2020), yang menunjukkan pertumbuhan terkontraksi hingga -20 persen pada Mei 2020.
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso
Deretan gedung perkantoran dilihat dari kawasan Gajah Mada, Jakarta, Kamis (25/10/2018)./ANTARA-Indrianto Eko Suwarso

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini akan terkontaksi hingga -6 persen.

Menurutnya pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 akan turun lebih dalam dari yang diproyeksikan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berkisar -3,5 persen hingga -5,1 persen, dengan titik tengah -3,8 persen.

"Tekanannya tentu karena aktivitas ekonomi yang melambat karena ada Covid-19," katanya kepada Bisnis, Kamis (9/7/2020).

Yusuf menjelaskan, indikasi penurunan pertumbuhan ekonomi ini dapat terlihat dari Indeks Penjualan Riil yang dirilis Bank Indonesia, Rabu (8/7/2020), yang menunjukkan pertumbuhan terkontraksi hingga -20 persen pada Mei 2020.

"Indikator tersebut menunjukkan aktifitas penjualan terdampak dalam," tuturnya.

Di samping itu, kata Yusuf, kinerja sektor manufaktur juga terganggu, padahal sektor ini menjadi sektor penyumbang terbesar ke PDB Indonesia.

Indikasi melemahnya sektor ini bisa terlihat dari melemahnya indeks PMI yang berada di bawah level ekspansif.

Pelonggaran PSBB menurutnya tidak akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi karena secara agregat daya beli masyarakat masih melemah.

"Pelonggaran PSBB juga baru dilakukan di beberapa kota sehingga secara agregat belum bisa mengungkit pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II/2020," jelas Yusuf.

Dalam Rapat Kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI terkait dengan penyampaian laporan semester I dan prognosis semester II Pelaksanaan APBN 2020, Kamis (9/7/2020), Sri Mulyani mengatakan kontraksi ekonomi kuartal II/2020 dipicu oleh pembatasan sosial berskala besar yang masif di tingkat daerah.

"Tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berlanjut dan semakin dalam pada triwulan II terutama dengan adanya pembatasan sosial di tingkat daerah yang masif untuk mengendalikan penyebaran Covid-19," paparnya.

Ke depannya, Sri Mulyani mengatakan pemerintah bertekad untuk mendorong pemulihan ekonomi pada kuartal III. Dia menargetkan ekonomi Indonesia pada kuartal III akan membaik ke kisaran -1 persen hingga 1,2 persen.

Pada kuartal IV, dia optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 1,6 persen sampai 3,2 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper