Bisnis.com, JAKARTA — Stimulus yang disiapkan untuk kontraktor kontrak kerja sama tetap dibahas meskipun harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian crude price yang mulai merangkak naik.
Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan bahwa pihaknya masih terus mengkaji stimulus tersebut bersama dengan pemangku kepentingan terkait.
Kendati sudah mulai membaik, pihaknya masih tetap akan mencermati pergerakan harga minyak dunia ke depannya mengingat kondisi ketidakpastian yang masih terjadi.
"Soal stimulus tetap kami bahas, kami tidak pernah bisa prediksi naik turunnya harga minyak seperti apa," katanya kepada Bisnis, Rabu (8/7/2020).
Berdasarkan perhitungan formula, ICP Juni 2020 naik sebesar US$11,01 per barel dari US$25,67 per barel menjadi US$36,68 per barel. Peningkatan juga dialami ICP SLC sebesar US$11,60 per barel, dari US$27,44 per barel menjadi US$39,04 per barel.
Tim Harga Minyak Indonesia menyatakan bahwa peningkatan harga minyak mentah utama internasional ini, antara lain disebabkan kesepakatan OPEC+ untuk melanjutkan pemangkasan produksi dengan angka penurunan sebesar 9,7 juta barel minyak per hari sampai dengan Juli 2020.
Baca Juga
"OPEC+ juga memastikan tingkat kepatuhan para anggotanya dalam mendukung pemangkasan produksi sesuai dengan kuota masing-masing negara," kata Tim Harga Minyak Indonesia.
Sebelumnya, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengupayakan sembilan usulan yang akan diberikan kepada KKKS.