Bisnis.com, JAKARTA – PT Pertamina EP menyambut baik usulan pemberian stimulus untuk industri hulu minyak dan gas bumi dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan stimulus berupa kebijakan fiskal yang diusulkan akan memberikan pengaruh yang besar untuk perseroan.
Adapun, dia mengatakan pos-pos yang dapat meringankan arus kas perseroan seperti penundaan pencadangan biaya kegiatan pascaoperasi atau abandonment site restoration (ASR), dana sewa barang milik negara (BMN), pengurangan pajak, dan percepatan depresiasi.
"[Usulan] cukup signifikan memberikan dampak ke Pertamina EP," katanya kepada Bisnis, Selasa (28/4/2020).
Di lain pihak, Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan stimulus berupa kebijakan fiskal bisa mengkompensasi kerugian yang diderita investor akibat penurunan harga minyak dunia.
Selain itu, stimulus tersebut bisa menjaga investasi hulu migas masih kondusif hingga beberapa waktu ke depan.
"Dampaknya tidak hanya menahan existing investor, tetapi juga menarik bagi investor baru untuk berinvestasi di hulu Indonesia," katanya.
Senada, Pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai langkah yang ditempuh oleh SKK Migas untuk lebih fleksibel kepada para kontraktor pada saat sulit seperti saat ini sudah tepat.
Menurutnya, berbagai stimulus yang diberikan tersebut sangat positif bagi keberlangsungan kontraktor hulu migas.
Pasalnya, stimulus berupa fleksibilitas fiskal akan sangat membantu arus kas para kontraktor pada saat ini. "Bilamana perlu ditambahkan percepatan pengembalian biaya dan tidak dibatasinya pengembalian biaya pada tahun berjalan," katanya kepada Bisnis, Selasa (28/4/2020).
Perbaikan arus kas, kata Agung, akan membuat para kontraktor bisa tetap menjalankan operasinya dan sangat penting untuk menjaga kelangsungan industri hulu migas dan industri-industri penunjangnya.
Selain itu, pemberian stimulus tersebut dapat menjaga investor di sektor hulu migas agar tidak hengkang dari Tanah Air dan menarik investor lain untuk masuk.
"Karena stimulus tersebut memberikan sinyal kuat kepada investor bahwa sektor hulu migas Indonesia adalah investor friendly dan sedang mengarah untuk bisa lebih kompetitif," jelasnya.