Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa peresmian logo dan tagline baru kementerian cerminan reformasi berkelanjutan di Kementerian BUMN.
“Tentu kalau kita lihat apa yang sudah kita lakukan selama ini, ini bukan bagian dari pencitraan, ini memang komitmen kita semua, reformasi birokrasi harus dilakukan dan sudah terjadi,” ujarnya, Rabu (7/1/2020).
Dia mengatakan bahwa reformasi tersebut telah dimulai dengan perubahan struktur di BUMN. Perubahan itu meliputi perubahan struktural pejabat, hingga perampingan klasterisasi BUMN.
Menurutnya, saat ini klasterisasi BUMN difokuskan untuk mewujudkan ekosistem bisnis baru yang berdasarkan pada value chain. Hal ini juga diikuti dengan perampingan jumlah BUMN.
Sebelumnya, BUMN telah merampingkan jumlah BUMN menjadi 107 perusahaan. Adapun, jumlah klaster BUMN dipangkas menjadi 12, yang dikawal oleh dua Wakil Menteri BUMN.
“Restrukturisasi kita akan terus jalankan, karena ini bagian dari efisiensi, bagian GCG [good corporate governance], sehingga KPI kita bisa jelas tolak ukurnya,” ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, dia menyatakan bahwa reformasi juga dilakukan pada manajemen talenta atau sumber daya manusia (SDM) di lingkungan BUMN. Menurutnya, saat ini SDM harus siap menghadapi perubahan, terutama dengan adanya pandemi Covid-19.
“Saya tidak mau perubahan logo ini hanya pencitraan. Kita berharap transformasi harus terus dijalankan dengan baik, dan saya sebagai pimpinan akan terdepan mendukung bapak ibu mendukung transformasi ini,” jelasnya.
Dia juga menjelaskan bahwa Amanah, Kompetensi, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK) menjadi nilai inti atau core value di BUMN. Dia mengharapkan hal ini menjadi nilai pengembangan BUMN di masa mendatang.
“Bonus, tantiem tentu harus tetapi yang lain-lainnya jangan. Ada 53 kasus hukum di BUMN yang kita tidak mau terulang lagi, ini lah kenapa AKHLAK menjadi penting,” katanya.
Kementerian BUMN mengubah logo menjadi lebih modern dan tambahan lambang Garuda. Selain itu, tagline diubah dari ‘BUMN untuk Negeri’ menjadi ‘BUMN untuk Indonesia’.
Dia menjelaskan bahwa perubahan logo ini disesuaikan dengan demografi Indonesia yang didominasi generasi muda. Hal ini juga akan tercermin dari kebijakan di Kementerian BUMN, seperti melalui penunjukkan direksi muda.
“Saya tidak segan mengangkat direksi muda, tapi ini bagian juga transformasi, karena ini kita sebagai pemimpin ada umurnya ada waktunya, kita harus beri kesempatan kepada muda muda untuk jadi penerus kita,” jelasnya.