Bisnis.com, JAKARTA – Selain Indonesia, Asian Infrastructure Investment Bank Bank (AIIB) atau Bank Investasi Infrastruktur Asia juga mendanai penanggulangan Covid-19 di delapan negara lain.
Negara tersebut a.l. India, Bangladesh, China, Georgia, Indonesia, Mongolia, Pakistan dan Filipina.
Rajat Misra Acting Director-General, Technical Department Region I Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), mengungkapkan pihaknya mendanai sebanyak 9 proyek terkait dengan penanganan Covid-19 di delapan negara tersebut.
“Per 24 Juni 2020, 9 proyek senilai US$4 miliar dari pembiayaan [utang] telah disetujui di bawah Covid-19 Crisis Recovery Facility [CRF],” kata Rajat dalam wawancara bersama Bisnis, Rabu (24/6/2020).
CRF adalah bentuk komitmen dan koordinasi dengan upaya komunitas internasional dalam menanggulangi krisis Covid-19. Fasilitas ini memliki besaran awal US$5 miliar.
Rajat mengungkapkan AIIB memiliki ruang untuk meningkatkan jumlah tersebut menjadi US$10 miliar.
“Jumlah yang disetujui oleh Dewan AIIB sebenarnya sebesar US$10 miliar, jadi kita masih ada ruang luas untuk menyalurkannya,” ujar Rajat.
AIIB telah menyetujui dana pinjaman sebesar US$1 miliar atau senilai hampir Rp15 triliun kepada pemerintah Indonesia melalui dua program pinjaman.
Dana pinjaman ditujukan untuk mendukung penguatan jaring pengaman sosial, meningkatkan penanganan kesehatan dan memitigasi penurunan ekonomi akibat pandemi virus Corona.
Program pinjaman pertama sejumlah US$750 juta dari AIIB akan digabungkan dengan dana dari Asian Development Bank (ADB) dalam skema co-financing.
Pinjaman ditujukan untuk meningkatkan stimulus ekonomi di sektor bisnis termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), keluarga miskin, serta memperkuat sistem pelayanan kesehatan umum.
Sementara bersama Bank Dunia, AIIB juga telah menyetujui tambahan kucuran dana sebesar US$250 juta untuk semakin memperkuat percepatan penanganan kesehatan termasuk kesiapan failitas perawatan, kapasitas pengujian, pengawasan, pencegahan dan koordinasi pemerintah dan komunikasi publik.
India dan Filipina telah mengantongi pinjaman senilai US$750 juta dari AIIB yang didanai bersama dengan Asian Development Bank (ADB).
Menurut AIIB, dukungan anggaran akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pengujian pemerintah, memperkuat sektor-sektor rentan (termasuk pertanian) dan menyediakan transfer tunai bersyarat dan bantuan darurat kepada rumah tangga miskin.
Jika dibandingkan secara nilai, Indonesia mendapatkan bantuan pinjaman yang lebih besar dari kedua negara tersebut. Rajat mengemukakan penyaluran bantuan ini memperhitungkan tingkat PDB di negara penerima.
“Besaran pinjaman tersebut merupakan kebijakan internal kami dan tergantung dari ukuran PDB negara tersebut,” ungkap Rajat.
Negara tersebut a.l. India, Bangladesh, China, Georgia, Indonesia, Mongolia, Pakistan dan Filipina.
Rajat Misra Acting Director-General, Technical Department Region I Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), mengungkapkan pihaknya mendanai sebanyak 9 proyek terkait dengan penanganan Covid-19 di delapan negara tersebut.
“Per 24 Juni 2020, 9 proyek senilai US$4 miliar dari pembiayaan [utang] telah disetujui di bawah Covid-19 Crisis Recovery Facility [CRF],” kata Rajat dalam wawancara bersama Bisnis, Rabu (24/6/2020).
CRF adalah bentuk komitmen dan koordinasi dengan upaya komunitas internasional dalam menanggulangi krisis Covid-19. Fasilitas ini memliki besaran awal US$5 miliar.
Rajat mengungkapkan AIIB memiliki ruang untuk meningkatkan jumlah tersebut menjadi US$10 miliar.
“Jumlah yang disetujui oleh Dewan AIIB sebenarnya sebesar US$10 miliar, jadi kita masih ada ruang luas untuk menyalurkannya,” ujar Rajat.
AIIB telah menyetujui dana pinjaman sebesar US$1 miliar atau senilai hampir Rp15 triliun kepada pemerintah Indonesia melalui dua program pinjaman.
Dana pinjaman ditujukan untuk mendukung penguatan jaring pengaman sosial, meningkatkan penanganan kesehatan dan memitigasi penurunan ekonomi akibat pandemi virus Corona.
Program pinjaman pertama sejumlah US$750 juta dari AIIB akan digabungkan dengan dana dari Asian Development Bank (ADB) dalam skema co-financing.
Pinjaman ditujukan untuk meningkatkan stimulus ekonomi di sektor bisnis termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), keluarga miskin, serta memperkuat sistem pelayanan kesehatan umum.
Sementara bersama Bank Dunia, AIIB juga telah menyetujui tambahan kucuran dana sebesar US$250 juta untuk semakin memperkuat percepatan penanganan kesehatan termasuk kesiapan failitas perawatan, kapasitas pengujian, pengawasan, pencegahan dan koordinasi pemerintah dan komunikasi publik.
India dan Filipina telah mengantongi pinjaman senilai US$750 juta dari AIIB yang didanai bersama dengan Asian Development Bank (ADB).
Menurut AIIB, dukungan anggaran akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pengujian pemerintah, memperkuat sektor-sektor rentan (termasuk pertanian) dan menyediakan transfer tunai bersyarat dan bantuan darurat kepada rumah tangga miskin.
Jika dibandingkan secara nilai, Indonesia mendapatkan bantuan pinjaman yang lebih besar dari kedua negara tersebut. Rajat mengemukakan penyaluran bantuan ini memperhitungkan tingkat PDB di negara penerima.
“Besaran pinjaman tersebut merupakan kebijakan internal kami dan tergantung dari ukuran PDB negara tersebut,” ungkap Rajat.