Bisnis.com, JAKARTA - Pengembang properti lambat laun mulai mengalami peningkatan penjualan seiring dengan adanya sentimen positif seperti pelonggaran pembatasan sosial dan menatap fase kenormalan baru atau new normal.
Peningkatan ini membawa harapan baru bagi bisnis properti ke depan setelah sebelumnya mengalami anjlok yang cukup parah di hampir semua segmen akibat adangan virus corona baru atau Covid-19.
Head of Investor Relations and Corporate Finance PT Ciputra Development Tbk. Aditya Ciputra mengatakan peningkatan yang positif terlihat dari data perbandingan prapenjualan (marketing sales) Ciputra dari bulan ke bulan.
"Sudah terlihat adanya tren positif. Dari bulan April ke bulan Mei sudah ada pertumbuhan," katanya pada Bisnis, Rabu (24/6/2020).
Pada kuartal I/2020, perusahaan dengan kode saham CTRA itu membukukan prapenjualan Rp1,1 triliun yang ditopang oleh penjualan produk residensial, sedangkan segmen perkantoran dan apartemen masing-masing hanya menyumbang 4 persen dan 2 persen ke total raihan pendapatan perusahaan.
Aditya mengatakan bahwa ke depan pihaknya makin optimistis pasar properti akan kembali bergairah. Momentum yang ada saat ini harus dimaksimalkan dengan baik. "Kalau kita ekstrapolasi data bulan Juni ini, sepertinya Juni juga akan ada pertumbuhan dibandingkan bulan Mei."
Baca Juga
Hanya saja, dia tak memungkiri bahwa pertumbuhan ini tidak sebaik bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Masalahnya, efek virus corona terhadap bisnis properti cukup berat.
Apalagi, survei Bank Indonesia mencatat penjualan rumah di pasar primer selama kuartal I/2020 turun signifikan hingga 30,52 persen atau 43,19 persen secara tahunan.
"Walaupun tentunya pertumbuhannya masih negatif kalau kita bandingkan dengan masa sebelum Covid, tahun lalu atau secara year-on-year. Tetapi kami melihat tren positif bulan ke bulan ini menunjukkan tanda-tanda yang menjanjikan," katanya.
Director of Sales & Marketing PT Pollux Properti Indonesia Tbk. Maikel Tanuwidjaja menyatakan bahwa peluang sektor properti ke depan semakin terbuka lebar setelah mengalami tekanan hebat karena corona. Meskipun, minat konsumen selama pandemi pun sebetulnya masih tetap ada.
Hanya saja, belakangan terjadi pergeseran segi transaksi termasuk dari sisi cara bayar konsumen yang cenderung lebih memilih cara bayar yang nyaman dan dengan jangka panjang supaya tidak memberatkan di tengah ketidakpastian ekonomi.
"Kendati demikian, kami tetap optimistis properti akan tetap bergairah asalkan ditunjang dengan konsep properti yang iconic, lokasi terbaik dan pengembangan yang mix used, akan lebih menarik buat calon konsumen," tuturnya.