Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AIIB Setujui Pinjaman US$1 Miliar untuk Indonesia

Pinjaman dari AIIB ditujukan untuk meningkatkan stimulus ekonomi di sektor bisnis termasuk UMKM, keluarga miskin, serta memperkuat sistem pelayanan kesehatan umum.
Pengrajin menyelesaikan pembuatan alas sepatu di Jakarta, Jumat (17/1). Bisnis/Abdullah Azzam
Pengrajin menyelesaikan pembuatan alas sepatu di Jakarta, Jumat (17/1). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Asian Infrastructure Investment Bank Bank atau Bank Investasi Infrastruktur Asia telah menyetujui pinjaman US$1 miliar kepada Pemerintah Indonesia melalui dua program pinjaman.

Dana pinjaman ditujukan untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam memperkuat jaring pengaman sosial, meningkatkan penanganan kesehatan, dan memitigasi penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

Program pinjaman pertama sejumlah US$750 juta dari AIIB akan digabungkan dengan dana pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia dalam skema co-financing.

Pinjaman ditujukan untuk meningkatkan stimulus ekonomi di sektor bisnis termasuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), keluarga miskin, serta memperkuat sistem pelayanan kesehatan umum.

AIIB bekerja sama dengan Bank Dunia telah menyetujui tambahan kucuran US$250 juta untuk semakin memperkuat percepatan penanganan kesehatan oleh Pemerintah Indonesia, termasuk kesiapan fasilitas perawatan, kapasitas pengujian, pengawasan, pencegahan, serta koordinasi pemerintah dan komunikasi publik.

“Pandemi Covid-19 telah memaksa banyak negara berkembang untuk mengambil keputusan trade-offs yang sulit untuk memenuhi kebutuhan warganya. Dukungan dari AIIB diharapkan dapat memberi kontribusi bagi Pemerintah Indonesia dalam mengatasi berbagai tantangan di tengah masa-masa yang penuh ketidakpastian ini," kata D.J. Pandian, Wakil Presiden Operasi Investasi AIIB, melalui siaran pers, Selasa (23/6/2020).

Pandemi ini diperkirakan makin membebani sistem kesehatan Indonesia yang tertinggal jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.

Sementara itu, berdasarkan proyeksi Pemerintah Indonesia, pertumbuhan ekonomi pascacorona pada 2020 diperkirakan menngalami penurunan tajam dari 5 persen menjadi 2,3 persen. Lebih lanjut lagi, pemutusan hubungan kerja akibat penghentian aktivitas ekonomi pada masa pandemi diperkirakan mencapai 1 juta hingga 7 juta kasus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper