Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mencoba Bangkit, Ini Tiga Faktor Pendorong Kinerja Manufaktur

Pemerintah memperkirakan ada tiga faktor pendorong pada semester II/2020 yang membuat sektor manufaktur tumbuh.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita./Dok. Kementerian Perindustrian
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita./Dok. Kementerian Perindustrian

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perindustrian memproyeksi utilitas sektor manufaktur secara umum turun 20-35 persen akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Hanya saja, pemerintah memperkirakan ada tiga faktor pendorong pada semester II/2020 yang membuat sektor manufaktur tumbuh.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengakui industri manufaktur sangat terdampak dengan situasi covid-19.

Adapun tiga faktor yang memengaruhi kinerja manufaktur pada paruh kedua 2020 yakni kembali bergeraknya arus barang dan manusia, bergeraknya industri yang tergabung dalam rantai pasok global dan implementasi program peningkatan penggunaan dalam negeri (P3DN).  

Agus menilai industri-industri penting nasional dapat menggeliat dengan kembali bergeraknya barang dan manusia.

Dia berpendapat salah satu industri yang akan menuai pertumbuhan paling cepat dengan pelonggaran pembatasan pergerakan barang dan manusia adalah industri makanan dan minuman (mamin).

"Saya prediksi beberapa industri seperti industri otomotif dan tekstil akan mendapat windfall dari rencana pengalihan produksi dari China ke Indonesia," katanya, saat dihubungi Bisnis, Minggu (21/6/2020).

Terpisah,  Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengamati bahwa permintaan di Negeri Tirai Bambu saat ini berangsur tumbuh kembali.

Pertumbuhan tersebut, menurutnya, merupakan hal yang positif bagi sektor manufaktur nasional lantaran 15 persen dari total ekspor Indonesia diserap oleh China.

Di samping itu, Bhima menyarankan agar pemerintah mempercepat realisasi stimulus ekonomi yang telah ditetapkan pada semester I/2020.

Menurutnya, percepatan realisasi tersebut akan tertransmisikan pada perbaikan daya beli konsumen yang saat ini sedang melemah.

Selain itu, Bhima menilai pelaku industri harus menangkap peluang perubahan daya beli konsumen baik dalam melakukan pembelian maupun selera. Bhima memberikan contoh perubahan daya beli konsumen alat olah raga yang membuat permintaan sepeda melonjak pada kuartal II/2020.

"[Adapun,] pergeseran ke sektor e-commercer. Jadi, industri maupun sektor perdagangan yang memanfaatkan ekosistem digital lebih maksimal akan mendapatkan keuntungan [lebih maksimal]," ucapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper