Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memastikan ketersediaan listrik di seluruh sistem kelistrikan di Tanah Air dalam kondisi cukup, kendati di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.
Apalagi, ketersediaan pasokan listrik ini didukung dengan beroperasinya pembangkit listrik dari program 35.000 Megawatt (MW).
Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (17/6/2020), Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menyampaikan bahwa secara akumulasi program pembangkit 35.000 MW dan 7.000 MW total yang sudah terealisasi sebesar 14.792,5 Megawatt (MW).
Khusus program 35.000 MW, PLN mencatat progres proyek pembangunan pembangkit yang telah beroperasi mencapai 8.137 MW atau sebesar 23 persen. Sementara itu, untuk proyek yang telah memasuki tahap konstruksi mencapai 63 persen atau sebesar 18.941 MW.
“Sebagian besar sudah dalam tahap konstruksi. Proyek yang sudah terkontrak namun belum mulai proses pembangunan mencapai 6.878 MW atau 20 persen,” ujarnya.
Selanjutnya, proyek pembangkit dalam tahap pengadaan sebesar 829 MW atau 2 persen dan tahap perencanaan sebesar 734 MW atau 2 persen.
Progress tersebut terdiri dari pembangkit yang dibangun oleh PLN dan produsen listrik swasta (Independent Power Producer/IPP).
Secara keseluruhan, PLN telah menyelesaikan proyek pembangkit mencapai 3.488 MW yang telah beroperasi memperkuat sistem kelistrikan. Sementara itu, proyek yang masih dalam proses konstruksi sebesar 3.811 MW, pengadaan sebesar 829 MW, dan dalam proses perencanaan sebesar 734 MW.
Kemudian pembangkit listrik milik swasta yang telah beroperasi sebesar 4.649 MW, sedangkan yang masih dalam proses konstruksi sebesar 15.130 MW, dan yang sudah terkontrak tetapi belum memulai proses pembangunan sebesar 6.878 MW.
"Seluruh proyek dalam program pembangunan ini kami targetkan selesaikan tahun 2025 dengan menyesuaikan demand yang ada," kata Zulkifli.