Bisnis.com, JAKARTA - Proyeksi investasi sebesar Rp817,3 triliun yang ditarget tahun ini sulit tercapai karena kondisi perekonomian global yang diproyeksikan mengalami kontraksi.
Peneliti Ekonomi Senior Institut Kajian Strategis (IKS) Eric Alexander Sugandi mengatakan konsumsi domestik masih lemah karena daya beli masyarakat menurun. Kendati sebenarnya sebelum Covid-19 daya beli masyarakat melemah karena kondisi global yang tidak kondusif.
"Covid memperparah penurunan daya beli masyarakat. PSBB membuat aktivitas ekonomi melambat, walau saya tetap berpendapat bahwa PSBB ini memang mesti dilakukan agar wabahnya tidak makin meluas," katanya Senin, (15/6/2020).
Sementara itu, demand dari luar negeri untuk produk-produk ekspor Indonesia tumbuh melambat akibat Covid-19. Sehingga menurutnya, dalam kondisi domestic demand dan luar negeri yang tumbuh melambat, investor sektor riil (baik domestik maupun asing) cenderung menunggu perkembangan kondisi ekonomi.
"Ya memang ada kemungkinan target Rp817 triliun itu sulit tercapai," tukasnya.
Badan Koordinasi Penamaman Modal (BKPM) memperkirakan kinerja investasi tahun ini tidak akan sesuai dengan ekspektasi menyusul ketidakpastian yang ditimbulkan pandemi covid - 19.
Baca Juga
Skenario paling akhir, BKPM memperkirakan realisasi investasi pada 2020 berada di kisaran angka Rp817,3 triliun atau lebih rendah dari dua skenario sebelumnya yakni Rp886 triliun dan Rp855,6 triliun.
Namun, angka terakhir tersebut bisa saja kembali berubah jika pandemi Covid - 19 tidak selesai pada Juli 2020.