Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menilai kontribusi turis domestik harus ditingkatkan hingga 70 persen dari saat ini sebesar 50 persen guna mempercepat pemulihan sektor pariwisata.
Oleh karena itu, pemerintah tengah menyiapkan aturan terkait protol kesehatan di destinasi wisata untuk memberikan rasa aman bagi wisatawan.
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Kemaritiman dan Investasi mengatakan Odo RM Manuhutu banyak negara di dunia seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis sekitar 70 persen PDB diperoleh dari turis domestik. Di negara lain seperti Brazil, Tiongkok, dan India, kontribusi turis domestik bahkan mencapai 90 persen.
“Arahan Menko Luhut [Luhut B. Pandjaitan] pada saat Ratas beberapa waktu lalu, beliau menegaskan bahwa turis domestik inilah yang mendorong dan menopang sektor pariwisata. Indonesia sendiri sebesar 54-56 persen ditopang oleh turis domestik dan sisanya dari mancanegara,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (13/6/2020).
Odo tidak menampik jika sektor pariwisata selama periode pandemi Covid-19 mengalami penurunan tajam dan berdampak pada rendahnya penerimaan devisa negara dan anjloknya perekonomian masyarakat. Untuk itu, pemerintah mendorong sektor quality tourism, atau destinasi wisata, SDM pariwisata, dan atraksinya yang lebih berkualitas.
Pasalnya, Travel and Tourism Index memberi catatan Indonesia perlu lebih memperhatikan kebersihan dari setiap destinasi wisata. Kemenko Marves bersama dengan Kemenparekraf, KLHK, dan PUPR akan mengembangkan program CHS atau Clean, Hygiene, and Safety.
Baca Juga
"Kami juga akan bersinergi dengan Kementerian BUMN dan lembaga terkait lainya, sebab ini adalah kerja terintegrasi,” paparnya.
Odo menambahkan untuk mendorong aktivitas pariwisata, Kemenko Marves bersama beberapa kementerian terkait telah merampungkan draf regulasi mengenai terkait protokol kesehatan. Saat ini, rancangan aturan tersebut telah berada di Kementerian Kesehatan yang rencananya akan dikeluarkan dalam waktu dekat.
Protokol kesehatan pada sektor pariwisata, menurut Odo, akan memudahkan stakeholder baik di pusat maupun daerah untuk kembali mengembangkan pariwisata.
"Kita juga sudah dapat masukan dari asosiasi jadi ini sifatnya dua arah dengan memperhatikan aspirasi pelaku industri pariwisata juga. Intinya ini akan membangun trust bagi wisatawan, bahwa destinasi wisata nasional sudah menerapkan protokol kesehatan," terangnya.
Odo menyebutkan, bersama dengan Kemenlu, Kemenko Marves pun tengah merancang pembukaan perjalanan wisata atau travel bubble guna mendatangkan wisatawan mancanegara. Pada tahap awal travel bubble menyasar 4 negara yaitu RRT, Korsel, Jepang, dan Australia.
"Sebagai langkah awal kami buka dulu dengan 4 negara dan menyusul untuk negara lain, tentu saja protokol kesehatan adalah aspek utama. Persyaratan untuk wisatawan yang akan datang ke Indonesia juga sedang kami godok bersama Kemenlu dan kementerian terkait lainnya. Salah satu yang akan kami dorong adalah baik wisman maupun domestik wajib menggunakan aplikasi Bersatu Lawan Covid-19 [BLC],” tambahnya.