Bisnis.com, JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) diminta untuk mengganti meter analog menjadi smart meter.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan saat ini wajar banyak pelanggan yang kaget karena tagihan listrik yang membengkak.
Hal itu dikarekankan pelanggan yang tak sadar dalam memakai listrik terlalu banyak.
"Sementara itu PLN sosialisasi ke pelanggan soal tata cara estimasi konsumsi listrik juga belum optimal," ujarnya kepada Bisnis, Senin (8/6/2020).
Menurutnya, PLN diminta menggantikan meter analog dengan smart meter. Smart meter adalah meter digital yang mencatat konsumsi listrik secara reguler dan real time.
Data pencatatannya dikirim ke PLN dengan koneksi internet dan bisa diakses juga oleh konsumen.
Baca Juga
"Dengan smart meter ini, pelanggan tak kaget lagi. Pelanggan harus aktif laporkan penggunaan listrik dan status meternya. PLN bisa sediakan platformnya & beri insentif misalnya diskon," katanya.
Dia menyambut baik langkah PLN terkait kebijakan mengangsur tagihan listrik yang menunggak dalam tiga bulan mendatang.
Menurutnya, solusi tersebut meringankan tetapi tagihannya tetap meningkat.
"Saran saya kalau pencatatan meter bisa segera dilakukan, rekonsiliasi bisa dilakukan dan bisa lebih baik utk bulan2 mendatang," tutur Fabby.