Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) membeberkan kronologi putusnya hubungan kerja sama dengan Saudi Aramco dalam proyek pengembangan Kilang Cilacap.
Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Ignatius Tallulembang menuturkan bahwa kerja sama tersebut berakhir pada April 2020 setelah diperpanjang pada akhir Desember 2019. Pada April 2020, pihaknya berkomunikasi secara intens dengan pihak Saudi Aramco untuk meminta kejelasan kerja tersebut. Namun, pihak Saudi Aramco menyatakan mundur dari proyek tersebut.
Ignatius mengungkapkan bahwa pihak Aramco memandang proyek Kilang Cilacap tersebut sangat penting bagi Indonesia. Dengan demikian, Aramco tidak mau menghambat proses pengerjaannya.
"Aramco meyampaikan bahwa silakan dilakukan Pertamina membangun kilang dan mengingat Saudi Aramco masih fokus dengan hal lain silakan untuk melanjutkan, artinya mereka tidak bisa bergabung untuk bekerja sama membangun Kilang Cilacap," katanya dalam paparannya kepada media, Jumat (5/6/2020).
Lebih lanjut, Ignatius mengatakan bahwa pihak Saudi Aramco masih terbuka terbuka untuk melakukan kerja sama untuk proyek-proyek yang ada nantinya.
Pada saat ini, Pertamina sedang dalam proses untuk mencari mitra bisnis baru sambil mempersiapkan proses pengembangan selanjutnya. Bagi Pertamina, mitra bisnis sangat diperlukan dalam proyek-proyek pembangunan ataupun pengembangan kilang guna memitigasi risiko bisnis.
Baca Juga
"Lahan sudah clear sambil coba peluang apa yang bisa kita bangun lebih dahulu sambil tunggu partner baru, mempersiapkan skema bisnis dengan belajar dari partner Saudi Aramco atau kerja sama lainnya yang tidak lanjut," ungkapnya.
Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga mengatakan bahwa pada saat ini Pertamina tengah menjajaki calon mitra baru untuk proyek tersebut. Kendati enggan menyebutkan lebih jelas, Arya menyebut calon mitra tersebut merupakan perusahaan migas dari luar negeri.
"Pertamina sudah menjajaki calon mitra lain. Kita tunggu saja, masih negosiasi," ungkapnya.