Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KNEKS: Ekonomi Tertekan Karena Covid-19, Negara Anggota OKI Mencari Utang

Ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi berpotensi menempatkan ekonomi global dalam bahaya. Resesi global dinilai tidak terhindarkan untuk semua negara termasuk negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan para pemimpin/kepala negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berfoto bersama di Istanbul, Turki, Rabu (13/12). Dipimpin oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, KTT Luar Biasa OKI akan khusus membahas keputusan Presiden Donald Trump yang menetapkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel./Reuters-Osman Orsal
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) dan para pemimpin/kepala negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) berfoto bersama di Istanbul, Turki, Rabu (13/12). Dipimpin oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, KTT Luar Biasa OKI akan khusus membahas keputusan Presiden Donald Trump yang menetapkan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel./Reuters-Osman Orsal

Bisnis.com, JAKARTA - Ketidakpastian yang disebabkan oleh pandemi berpotensi menempatkan ekonomi global dalam bahaya. Resesi global dinilai tidak terhindarkan untuk semua negara termasuk negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Pasalnya, hanya dalam beberapa minggu wabah dan penyebaran Covid-19, dampak dan dampaknya terhadap ekonomi dunia melampaui krisis finansial global pada tahun 2008.

Direktur Pendidikan dan Penelitian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan banyak pekerja yang sudah harus bekerja dari rumah dan sebagian besar mulai menunjukkan penurunan pendapatan.

Utamanya terjadi pada para pekerja tidak tetap atau pekerja harian beresiko kehilangan pendapatan mereka, terutama di industri yang paling terkena dampak seperti properti, konstruksi, pariwisata, ritel, dan makanan dan minuman.

Dengan negara-negara menutup industri dan sektor, dampak ekonomi telah meningkat dan meluas ke sebagian besar ekonomi global, yang dampaknya terlihat dalam jangka pendek dan akan terus dirasakan dalam jangka panjang.

“Wabah Covid-19 telah memperbesar kerentanan yang ada, yang mengarah pada kebutuhan pendanaan eksternal dan fiskal yang besar,” katanya dalam paparannya di Dampak wabah COVID-19 pada keuangan Islam di negara-negara OKI, Jumat (22/5/2020).

Dia melanjutkan berbagai langkah telah diambil oleh pemerintah di negara-negara OKI untuk mengurangi dampak ekonomi dari krisis yang disebabkan oleh Covid-19.

Beberapa negara, yang sebagian besar merupakan pasar berkembang, beralih ke utang, yang sudah lazim di antara negara-negara OKI sebelum krisis Covid-19. Padahal, total utang luar negeri negara-negara OKI meningkat sebesar 139,5% dari 2005 hingga 2019 dan 58,5% dari 2010 hingga 2019.

Dengan permulaan krisis, dia menyebutkan pada awal April Iran yakni negara yang paling terpukul di OKI akan meminta US$5 miliar dari Dana Moneter Internasional (IMF) untuk memerangi wabah Covid-19.

“Itu adalah permintaan pertama Republik Islam itu untuk pinjaman IMF sejak Revolusi Islam pada 1979. Iran bukan satu-satunya negara OKI yang meminta pinjaman.”

Selain itu, pada 16 April 2020, Pakistan menyambut baik langkah-langkah keringanan utang untuk tambahan US$1,4 miliar dari IMF untuk mengatasi meningkatnya jumlah kasus Covid-19 meskipun ada penutupan.

“Negara ini, sebelumnya mengumumkan stimulus US$8 miliar untuk memberi makan orang miskin serta untuk memperluas bantuan ke bisnis.”

Nigeria pun mengambil langkah-langkah bantuan serupa pada akhir April. IMF menyetujui US$3,4 miliar dalam bantuan keuangan darurat untuk mendukung upaya pemerintah Nigeria dalam mengatasi dampak ekonomi parah Covid-19 dan penurunan tajam harga minyak.

Adapun, Islamic Development Bank (IsDB) juga telah memberikan kontribusi untuk mendukung negara-negara anggotanya. Sejauh ini, total US$2,3 miliar telah disetujui untuk disalurkan untuk mencegah, memitigasi dan memulihkan pandemi Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper