Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pola Bisnis Berubah, Siapkah Sektor Properti Terapkan New Normal?

Sektor properti dihadapkan pada wacana penerapan tatanan hidup baru atau new normal. Wacana itu muncul menyusul belum teratasinya wabah virus Corona jenis baru penyebab Covid-19. Lalu, sejauh mana kesiapan sektor ini menghadapi kondisi tersebut?
Ilustrasi-Pekerja beraktivitas di salah satu proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P
Ilustrasi-Pekerja beraktivitas di salah satu proyek pembangunan perumahan di Depok, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020)./Bisnis-Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Sektor properti dihadapkan pada wacana penerapan tatanan hidup baru atau new normal. Wacana itu muncul menyusul belum teratasinya wabah virus Corona jenis baru penyebab Covid-19. Lalu, sejauh mana kesiapan sektor ini menghadapi kondisi tersebut?

Associate Director Coldwell Banker Commercial Dani Indra Bhatara mengatakan sektor properti sebetulnya sudah cenderung siap mengantisipasi kondisi tersebut. 

Hanya saja, kata Dani, kesiapan penerapan pola hidup baru ini dikhawatirkan tidak menyentuh semua segmen. Terlebih, pola bisnis pun akan berubah mengikuti tatanan hidup baru tersebut.

"Cuma khawatirnya mungkin masih di segmen menengah ke atas [yang sudah siap], sementara menengah bawah mungkin tidak seketat yang menengah ke atas," kata Dani kepada Bisnis, Jumat (22/5/2020).

Dani mengatakan bahwa antisipasi ke arah normal baru ini sebelumnya memang sudah dilakukan oleh pengembang dan bagian pemasaran sejak merebaknya virus Corona jenis baru ini. 

Bagian pemasaran perumahan maupun apartemen, misalnya, sudah menerapkan pola baru dengan lebih memanfaatkan pendekatan platform digital untuk berinteraksi dengan calon konsumen. 

"Konsumen tidak harus datang ke kantor marketing, namun sudah dapat memperoleh informasi dan visualisasi produk. Proses pembelian pun sudah mulai dilakukan dengan sistem online, bahkan tanda tangan legalitas pun sudah dijajaki dengan sistem online juga," ujarnya.

Dengan demikian, kata Dani, proses transaksi tersebut setidaknya sudah mengurangi jumlah tatap muka yang sebelumnya lumrah dilakukan pada kondisi normal. 

Begitu juga dengan subsektor seperti mal yang dinilai sudah bersiap dengan tahapan baru ini, mengingat harus menerapkan pelbagai protokol kesehatan.

Sementara itu, subsektor hotel dan perkantoran yang selama ini mendapat pukulan telak akibat Corona dinilai sudah mulai membuat aturan-aturan baru yang meyakinkan penyewa atau pengunjung sehingga merasa lebih aman jika fase normal baru benar-benar diterapkan.

"Namun perubahan ke arah new normal ini belum tentu akan merata, karena kembali pada kesadaran dari pihak pengelola dan pengunjung atau pembeli," ujar Dani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper