Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha diproyeksi akan menata ulang kembali kinerja dan target pasca pandemi Covid-19 yang telah melumpuhkan kinerja industri.
Baca Juga
Sejalan dengan upaya tersebut, stimulus bagi industri diharapkan benar-benar bisa diimplementasikan dan tepat guna agar dapat mendorong perbaikan kinerja.
Wakil Komisi Tetap Industri Hulu dan Petrokimia Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Achmad Widjaja mengatakan penurunan harga gas menjadi US$6 per mmbtu akan sangat membantu dunia usaha jika diimplementasikan. Dia pun berharap proses menuju implementasi tersebut tidak ada penundaan lagi.
"10 hari ke depan Ramadan selesai, Juni industri harus sudah bangkit mereka akan tata ulang bujet. Jadi kami berharap pemberian harga gas terntentu tidak ada delay apapun," kata Achmad dalam Indonesian Gas Society Wabinar Series-2, Sabtu (16/5/2020).
Achmad mengemukakan proyeksi kebutuhan gas alam hingga 2030 mendatang yang akan mencapai 9.590,2 mmSCFD. Sementara itu, peningkatan permintaan gas sekitar 5 persen pada tahun depan dibanding tahun ini dinilai akan terjadi koreksi karena Covid-19.
Lebih lanjut, Achmad berharap pemberian harga gas tertentu ke depannya dapat diperluas pada sektor industri lain yang saat ini belum menerima. Dia mencontohkan seperti industri makanan dan minuman serta tekstil.
Di sisi lain, Achmad juga menginginkan dalam masa pembatasan sosial berskala besar dan semi lockdown ini harga minimum gas untuk industri tidak diberlakukan.
"Sekarang kondisinya banyak yang menurunkan kapasitas produksinya mungkin sampai selesai PSBB harga minimum gas bisa tidak diberlakukan dahulu," ujarnya.