Bisnis.com, JAKARTA – Berita mengenai pengesahan UU Minerba serta berlanjutnya defisit fiskal di atas 3 persen menjadi sorotan edisi harian Bisnis Indonesia, Rabu (13/5/2020).
Berikut sejumlah ringkasan topik utamanya:
Babak Baru Sektor Tambang. Pengesahan Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara atau UU Minerba menjadi magnet untuk menarik minat pemegang kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) agar kembali berinvestasi, khususnya di kegiatan eksplorasi setelah sekian lama mati suri.
Kemarin Selasa (12/5), Dewan Perwakilan Rakyat telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang Tentang Perubahan Atas UU No.4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Ketok palu untuk menyetujui diundangkannya aturan itu dilakukan oleh Ketua DPR Puan Maharani
Defisit Fiskal Makin Longgar. Rezim defisit fiskal di atas 3 persen dari produk domestik bruto (PDB) bakal berlanjut. Melalui Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2021, defisit fiskal pada 2021 diusulkan pada kisaran 3,21 persen—4,17 persen terhadap PDB.
Dalam Sidang Paripurna DPR kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, besaran defi sit di atas 3 persen dari PDB diperlukan agar proses pemulihan ekonomi bisa berjalan bertahap dan tidak mengalami hard landing yang berisiko memberikan guncangan.
Baca Juga
BPK Soroti Restitusi. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mencatat adanya kesalahan dalam pemberian restitusi pajak. Temuan itu mengacu pada Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II Tahun 2019 yang didasarkan pada pemeriksaan atas kegiatan penyelesaian restitusi pajak 2018 hingga semester I/2019.
Bank Sentral Makin Matang. Bisnis, JAKARTA — Beberapa bank sentral di dunia menyusun skenario mitigasi dampak pandemi virus corona dengan rentang lebih panjang, sesuatu yang luput mereka lakukan saat krisis keuangan 2010.
Bankir bank sentral dan ekonom yang keliru ketika krisis keuangan global melanda satu dekade lalu, kini menemukan lebih banyak tantangan dalam meramal ekonomi dunia. Bank sentral yang terbiasa menyusun proyeksi ekonomi secara sederhana, kini harus beralih pada skenario yang menggarisbawahi krisis akibat dampak pandemi.
Maskapai Asia Timur Perlahan Pulih. Industri penerbangan di China dan Hong Kong mulai menuju pemulihan seiring dengan pelonggaran kebijakan pembatasan pergerakan.