Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPH Migas Perkirakan Penyaluran BBM Bersubsidi Berkisar 90 Persen Dari Target

Berdasarkan data BPH Migas, selama masa pandemi virus corona atau Covid-19, tren konsumsi BBM cenderung melemah hingga akhir tahun jika dibandingkan dengan konsumsi normal yang terjadi pada Januari dan Februari 2020.
Petugas SPBU mengisi BBM kendaraan di daerah Sumsel. /Dok. Istimewa
Petugas SPBU mengisi BBM kendaraan di daerah Sumsel. /Dok. Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memproyeksikan realisasi jenis BBM tertentu dan jenis BBM khusus penugasan bakal di bawah kuota yang ditetapkan tahun ini.

Berdasarkan data BPH Migas, selama masa pandemi virus corona atau Covid-19, tren konsumsi BBM cenderung melemah hingga akhir tahun jika dibandingkan dengan konsumsi normal yang terjadi pada Januari dan Februari 2020.

Untuk jenis BBM tertentu (JBT) untuk jenis solar, pada kondisi normal pada Januari—Februari konsumsinya bisa mencapai 1,18 juta kiloliter (KL), sedangkan pada masa pandemi diproyeksikan menyentuh konsumsi terendahnya pada Juni 2020 sebesar 980.541 kl.

Sampai dengan akhir tahun, prognosa realisasi JBT jenis solar yakni 13,98 juta kl atau 92,8 persen terhadap kuota 2020 yakni 15,31 juta kl.

Sementara itu, tren yang sama juga terjadi untuk JBKP (premium) pada kondisi normal konsumsi premium tercatat 818.556 kl, tetapi pada masa pandemi diproyeksikan bakal mengalami penurunan konsumsi sepanjang tahun ini dengan pelemahan yang terdalam pada Desember 2020 yakni 683.238 kl.

BPH Migas, memproyeksikan realisasi JBKP jenis premium pada 2020 sebesar 8,99 juta kl atau 81,7 persen terhadap kuota tahun ini yakni 11 juta kl.

Sementara itu, konsumsi JBT jenis kerosene justru mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan kondisi normal. BPH Migas memproyeksikan terjadi pertumbuhan konsumsi kerosene dari pada masa normal 38.974 kl, bisa menentuh konsumsi tertingginya pada Mei 2020 yakni 52.149 kl.

Untuk JBT jenis kerosene, BPH Migas memproyeksikan realisasinya untuk tahun ini sebanyak 0,51 juta kl atau 91,7 persen terhadap kuota 2020.

Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas Alfon Simanjuntak mengatakan terjadinya peningkatan konsumsi kerosene disebebkan oleh pola hidup yang berubah selama masa periode kerja di rumah.

"Peningkatan terjadi khususnya untuk wilayah timur Indonesia seperti NTT, di Nias juga terjadi peningkatan," katanya kepada Bisnis, Selasa (12/5/2020).

Sementara itu, pelemahan konsumsi BBM disebabkan karena adanya sejumlah aturan seperti PSBB dan larangan mudik.

Pasalnya, dia mengatakan penjualan produk gasoline Pertamina yang terdiri atas premium dan jenis pertamax, hingga Mei 2020 turun 20,79 persen dibandingkan dengan rata-rata harian Januari dan Februari 2020.

Sementara itu, produk gasoil yang dijual Pertamina yakni Solar baik yang subsidi maupun tidak subsidi, penjualan rata-rata harian hingga Mei 2020 turun sebesar 12,25 persen jika dibandingkan dengan rata-rata harian Januari--Februari 2020.

“Sejak ada larangan mudik 24 April kami lagi coba membuat forecast, besok posko baru kami coba rapatkan untuk kita coba mintakan data,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper