Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) meminta PT Pertamina (Persero) memperbanyak stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) mini.
Kepala BPH Migas M. Fanshurullah Asa mengatakan bahwa di Indonesia, masih terdapat 1.600 kecamatan di wilayah tertinggal, terdepan dan terluar yang belum terdapat penyalur BBM.
"Untuk Pertamina masih di bawah 50 lokasi. Untuk itu kami menginstruksikan supaya memperbanyak mini SPBU," katanya dalam paparan virtual, Jumat (8/5/2020).
Selain itu, SPBU mini tersebut diharapkan bisa menekan jumlah penjual BBM ilegal di tengah masyarakat.
Pria yang akrab disapa Ifan itu menjelaskan, pihaknya tidak memiliki wewenang untuk memberantas praktik perdagangan BBM ilegal tersebut.
SPBU mini dengan volume rata-rata 100--400 juta kiloliter tersebut menjadi solusi yang bisa ditawarkan oleh BPH Migas.
"Untuk itu kami menginstruksikan supaya memprbanyak mini spbu sehingga skala kekonomian terbangun termasuk di kampung kampung maka ini bisa mendapatkan keuntungan dengan volume 3 ton per hari. Kalau ini berjalan dengan baik pertamini ini akan habis dengan sendirinya karena harganya dibawah Pertamina," ungkapnya.
Ifan mengungkapkan hingga saat ini SPBU mini telah direalisasikan untuk sejumlah daerah yang kebanyakan berada di Jawa Barat yakni Tasikmalaya, Sukabumi, dan Purwakarta.
Selain Pertamina, kata Ifan, badan usaha swasta lainnya disebut juga telah membangun SPBU mini tersebut.
"Begitu juga ExxonMobil lebih banyak kerja sama dengan Indomobil sudah hampir ratusan membuat mini SPBU, sedangkan Pertamina masih di bawah 50 lokasi," tuturnya.