Bisnis.com, JAKARTA - AirAsia Indonesia menggandeng Teleport Indonesia untuk melayani kebutuhan pengiriman barang dan komoditas dengan jumlah relatif sedikit ke berbagai kota di Indonesia dan Asia Pasifik.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Y. Sinaga mengatakan upaya tersebut bertujuan untuk menjawab permintaan pasar kargo ritel dalam negeri. Melalui layanan kargo ritel Teleport Indonesia, para pemilik barang maupun perusahaan pengiriman dan e-commerce dapat memanfaatkan ruang kargo AirAsia Indonesia tanpa harus menyewa seluruh pesawat.
"Kami mengajak perusahaan-perusahaan logistik, ekspedisi dan pos untuk memanfaatkan ruang-ruang kargo yang masih tersedia pada penerbangan tersebut untuk mempercepat pengiriman barang-barang yang sebelumnya masih terhambat akibat terbatasnya penerbangan,” kata Veranita dalam siaran pers, Rabu (6/5/2020).
Dia bersama Teleport dalam waktu dekat akan menyelenggarakan penerbangan khusus kargo pulang pergi dari Jakarta ke Balikpapan, Makassar, dan Lombok. Selain itu, maskapai juga akan memulai penerbangan reguler untuk penumpang dari Surabaya ke Kuala Lumpur dan Johor Bahru pada 18 Mei 2020.
Penerbangan kargo AirAsia Indonesia menggunakan pesawat Airbus A320-200 yang dapat dioperasikan dalam dua konfigurasi. Pada penerbangan khusus kargo, kapasitas yang dapat diangkut berjumlah 17 ton, sementara pada penerbangan angkut penumpang, ruang kargo yang tersedia adalah sekitar 5 hingga 6 ton.
Teleport Indonesia berkomitmen memberikan layanan kargo terbaik dengan standar keamanan dan keselamatan internasional yang dapat memberikan nilai lebih bagi pemilik barang, perusahaan pengirim barang, dan terhadap muatan kargo yang dikirimkan.
Baca Juga
Teleport, yang didirikan sejak 2018, merupakan perusahaan kargo dan logistik AirAsia Group yang mempunyai misi melayani kebutuhan pengiriman barang dan e-commerce bagi semua kalangan dari pengusaha kecil hingga perusahaan raksasa, di mana saja.
Sebelumnya, maskapai memang berupaya menggenjot kinerja kargo karena terjadi penurunan permintaan dari sisi angkutan penumpang. Maskapai tersebut saat ini total hanya mengoperasikan tidak lebih dari 10 pesawat penumpang sejalan dengan penghentian operasional layanan berjadwalnya sejak 1 April 2020.
Sebelum diterpa pandemi Covid-19, secara normal AirAsia mengoperasikan sebanyak 28 pesawat. Bagi maskapai dengan jenis layanan minimum tersebut langkah penutupan operasional layanan berjadwalnya merupakan konsekuensi untuk pencegahan corona.