Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BPS Akui Permasalahan Distribusi Dapat Lambungkan Inflasi

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Suhariyanto mengatakan kendala distribusi dapat menjadi hambatan terhadap inflasi. Oleh karena itu, Bank Indonesia dan pemerintah menerapkan strategi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan paparan dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (6/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto memberikan paparan dalam konferensi pers, di Jakarta, Rabu (6/2/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Kendala distribusi dengan adanya pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dapat memengaruhi tingginya inflasi.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) RI Suhariyanto mengatakan kendala distribusi dapat menjadi hambatan terhadap inflasi. Oleh karena itu, Bank Indonesia dan pemerintah menerapkan strategi dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

"Apakah kendala distribusi menjadi hambatan besar? ya, distirbusi tidak lancar berpengaruh pada inflasi. Oleh karenanya BI dan pemerintah terapkan strategi 4K untuk TPID," paparnya menjawab pertanyaan dalam rapat bersama Komisi XI DPR RI, Rabu (6/5/2020).

Strategi 4K mencakup 4 pilar strategi antara lain keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

Sementara itu, BPS mencatat inflasi selama April 2020 sebesar 0,08 persen (mtm) yang dipengaruhi oleh penurunan daya beli di sejumlah daerah di Indonesia.

Penurunan ini dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.

Inflasi April 2020 ini lebih rendah dari inflasi Maret sebesar 0,10 persen. Adapun, inflasi tahun kalender sejak Januari hingga April 2020 sebesar 0,8 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 2,67 persen.

"Pattern inflasi April tidak biasa. Seharusnya jelang periode Puasa hingga Idul Fitri inflasi inti mengalamo peningkatan karena banyak permintaan masyarakat barang dan jasa. Justru, infilasi inti melemah hingga 0,17 persen dari periode Maret 2020 0,29 persen," katanya saat konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).

Dia menuturkan permintaan barang dan jasa di masyarakat berkurang drastis akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Menurutnya, pemerintah harus mewaspadai indikator tersebut karena penurunan inflasi ini kemungkinan besar mencerminkan pelemahan daya beli rumah tangga.

Rendahnya inflasi jelang Puasa-Lebaran di era pandemi Covid-19 memang belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan catatan Bisnis.com, realisasi inflasi April sebesar 0,08 persen paling rendah dalam lima tahun terkakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhamad Wildan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper