Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia: Inflasi April 2020 Tetap Rendah dan Terkendali

Bank Indonesia menyebutkan indeks inflasi harga konsumen (IHK) pada April 2020 tetap rendah dan terkendali, yakni sebesar 0,08% (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm)
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Karyawan melintas di dekat logo Bank Indonesia di Jakarta, Senin (3/2/2020).

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyebutkan indeks inflasi harga konsumen (IHK) pada April 2020 tetap rendah dan terkendali, yakni sebesar 0,08% (mtm), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm)

Berdasarkan keterangan pers yang disampaikan Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko, Senin (4/5/2020), perkembangan ini dipengaruhi oleh inflasi inti yang melambat, serta kelompok volatile food dan administered prices yang kembali mencatat deflasi. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan inflasi IHK April 2020 tercatat sebesar 2,67% (yoy), menurun dibandingkan dengan inflasi bulan lalu sebesar 2,96% (yoy).

“Ke depan, Bank Indonesia terus konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, untuk mengendalikan inflasi tetap rendah dan terkendali dalam sasarannya sebesar 3,0%±1% pada 2020. Koordinasi dengan Pemerintah tersebut termasuk untuk mengendalikan inflasi pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri 1441 H,” demikian dikutip Bisnis dari rilis tersebut.

Lebih lanjut, untuk inflasi inti pada April 2020 tercatat melambat dari 0,29% (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 0,17% (mtm).

Dilihat dari kelompok barang, perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh deflasi komoditas bawang bombay, di tengah komoditas gula pasir dan emas perhiasan yang mencatat kenaikan harga. Secara tahunan, inflasi inti tercatat 2,85% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan inflasi Maret 2020 sebesar 2,87% (yoy).

“Inflasi inti yang menurun tidak terlepas dari konsistensi kebijakan BI dalam mengarahkan ekspektasi inflasi tetap terjaga dan dampak permintaan domestik yang melambat sejalan dampak pandemi Covid-19.”

Kelompok volatile food kembali mencatat deflasi sebesar 0,09% (mtm), setelah pada Maret 2020 mengalami deflasi sebesar 0,38% (mtm). Perkembangan ini dipengaruhi koreksi harga yang cukup dalam di beberapa komoditas seperti cabai merah, daging dan telur ayam ras, serta bawang putih akibat melambatnya permintaan seiring pandemi Covid-19 serta memadainya pasokan.

Sementara itu, inflasi komoditas bawang merah cukup tinggi didorong oleh pasokan panen bawang merah yang belum meningkat. Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food pada bulan ini tercatat 5,04% (yoy), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 6,48% (yoy).

Adapun, kelompok administered prices juga kembali mencatat deflasi sebesar 0,14% (mtm), lebih rendah dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,19% (mtm). Deflasi ini terutama disumbang oleh koreksi tarif angkutan udara seiring penurunan permintaan.

Berbeda dengan perkembangan di tarif angkutan, komoditas aneka rokok dan Bahan Bakar Rumah Tangga (BBRT) mencatat inflasi yang meningkat. Secara tahunan, kelompok administered prices tercatat deflasi sebesar 0,09% (yoy), lebih rendah dari bulan Maret 2020 yang mengalami inflasi sebesar 0,16% (yoy).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper