Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS)mencatat inflasi selama April 2020 sebesar 0,08 persen (mtm) yang dipengaruhi oleh penurunan daya beli di sejumlah daerah di Indonesia.
Penurunan ini dipengaruhi oleh pandemi Covid-19 yang mempengaruhi kondisi ekonomi dan sosial masyarakat.
Kepala BPS RI Suhariyanto mengatakan inflasi April 2020 ini lebih rendah dari inflasi Maret sebesar 0,10 persen. Adapun, inflasi tahun kalender sejak Januari hingga April 2020 sebesar 0,8 persen dan inflasi tahun ke tahun (yoy) 2,67 persen.
"Pattern inflasi April tidak biasa. Seharusnya jelang periode Puasa hingga Idul Fitri inflasi inti mengalamo peningkatan karena banyak permintaan masyarakat barang dan jasa. Justru, infilasi inti melemah hingga 0,17 persen dari periode Maret 2020 0,29 persen," katanya saat konferensi pers virtual, Senin (4/5/2020).
Dia menuturkan permintaan barang dan jasa di masyarakat berkurang drastis akibat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
Menurutnya, pemerintah harus mewaspadai indikator tersebut karena penurunan inflasi ini kemungkinan besar mencerminkan pelemahan daya beli rumah tangga.
Baca Juga
Rendahnya inflasi jelang Puasa-Lebaran di era pandemi Covid-19 memang belum pernah terjadi sebelumnya. Berdasarkan catatan bisnis, realisasi inflasi April sebesar 0,08 persen paling rendah dalam lima tahun terkakhir.
Berdasarkan catatan Bisnis, tingkat inflasi pada Mei 2019 mencapai 0,68 persen. Inflasi sepanjang Ramadan tahun lalu sesuai dengan rata-rata inflasi dalam tiga tahun terakhir, yakni 0,68 persen.
Lebih lanjut, angka inflasi pada Mei 2018 atau bertepatan dengan periode Ramadan tecatat 0,21 persen. Hal itu dipicu oleh terkendalinya inflasi harga pangan bergejolak termasuk beras, cabai merah dan rawit serta bawang putih.
Inflasi sepanjang Mei 2018 yang bertepatan dengan Ramadan memang lebih rendah jika dibandingkan dengan inflasi ketika Ramadan dua tahun sebelumnya. Inflasi pada periode Puasa 2017 jatuh pada Juni dengan laju inflasi sebesar 0,69 persen.
Sementara itu, Inflasi Ramadan 2016 jatuh pada Juli di mana laju inflasi mencapai 0,69 persen.
Suhariyanto mengatakan penerapan PSBB dan pelarangan mudik membuat konsumsi masyarakat untuk kebutuhan Puasa-Lebaran tertahan. Buktinya, kelompok pengeluaran transportasi pada April 2020 tercatat mengalami deflasi 0,42 persen dengan andil terhadap deflasi 0,05 persen.
"Komponen pakaian dan alas kaki tidak memberikan andil ke inflasi/deflasi. Nampaknya bulan ini tidak ada yang belanja pakaian dan alas kaki untuk Lebaran," jelasnya.