Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Lemah, Pemerintah Harus Cepat Realisasikan Jaring Pengaman Sosial

Merespon data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 ini, pemerintah perlu mempercepat realisasi anggaran belanja, secara khusus anggaran jaring pengaman sosial.
Aktivitas jual-beli di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Aktivitas jual-beli di Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (5/5/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memprediksi ekonomi pada kuartal II/2020 kemungkian akan mengalami kontraksi karena aktivitas ekonomi yang semakin menurun sejalan dengan penerapan social distancing dan pembatasan sossial berskala besar (PSBB).

Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyampaikan proyeksi ini berdasar pada realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2020 yang sebesar 2,97 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

"Dengan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 yang lebih rendah dari perkiraan, pertumbuhan ekonomi kuartal II/2020 berpotensi terkontraksi mengingat aktivitas ekonomi menurun lebih signfikan lagi sejak awal April hingga saat ini sejak pemberlakuan PSBB," katanya kepada Bisnis,com, Selasa (5/5/2020).

Menurutnya, jika aktivitas perekonomian di kuartal III/2020 belum pulih atau kembali normal, maka pertumbuhan ekonomi full year tahun 2020 berpotensi lebih rendah dari skenario berat pemerintah, yakni pertumbuhan berkisar 0 persen hingga 1 persen yoy

"Secara keseluruhan, ekspektasi pertumbuhan ekonomi masih memiliki deviasi yang tinggi mempertimbangkan ketidakpastian dari Covid-19 itu sendiri," tuturnya.

Merespon data pertumbuhan ekonomi kuartal I/2020 ini, menurut Josua pemerintah perlu mempercepat realisasi anggaran belanja, secara khusus anggaran jaring pengaman sosial. Pasalnya, masyarakat berpenghasilan menengah yang terkena dampak penurunan konsumsi sejak kuartal I/2020.

Josua memperkirakan, Bank Indonesia juga berpotensi mengambil kebijakan memangkas kembali tingkat suku bunga dalam jangka pendek guna mempercepat transmisi stimulus fiskal.

Selain itu, Josua mengatakan secara khusus dari sisi fiskal, refocusing dan realokasi anggaran perlu menitikberatkan pada penanganan Covid-19, yang artinya penghematan belanja pemerintah pusat perlu ditingkatkan kembali.

"Dengan begitu, sisi permintaan khususnya konsumsi rumah tangga dapat dipertahankan daya belinya dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi tetap positif," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper