Bisnis.com, JAKARTA - Akibat penyebaran Covid-19, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menuturkan semua negara di seluruh dunia harus melakukan tindakan luar biasa dalam hal kemampuan fiskalnya.
Sri Mulyani mengungkapkan negara-negara dengan kemampuan dan kehati-hatian fiskal yang memadai harus bekerja lebih keras lagi untuk menangani dampak Covid-19.
"Negara yang prudent fiskalnya sekarang dipaksa defisit. Australia dan Singapura biasanya prudent, sekarang ekspansi 11 persen dari GDP," ujar Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran, Kamis (4/5/2020).
Bahkan, dia mengungkapkan negara-negara maju tersebut harus mengubah APBN-nya selama tiga kali berturut-turut.
Selain kedua negara tersebut, Kanada juga harus melebarkan defisit fiskal hingga 6 persen. Sementara itu, rasio utang terhadap PDB Malaysia melesat naik hingga 10 persen.
"Semua menteri keuangan mengubah APBN dalam waktu cepat."
Baca Juga
Indonesia sendiri harus memperlebar batasan defisit fiskalnya dari 3 persen menjadi 5,07 persen atau sekitar Rp852,9 triliun pada tahun ini akibat tekanan pandemi Covid-19.
Salah satu pembiayaan defisit fiskal ini akan dilakukan dengan penerbitan surat utang. Kemenkeu memperkirakan penerbitan SBN akan mencapai Rp865,8 triliun hingga akhir tahun.