Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bantuan Minapadi Jadi Prioritas Program Pasok Ikan Budidaya di Masa Covid-19

Kementerian Kelautan dan Perikanan menggulirkan bantuan budidaya minapadi sebagai salah satu prioritas. Selain untuk menjaga pasokan ikan air tawar, bantuan ini diharapkan dapat mengaktifkan kegiatan budidaya di tengah wabah Covid-19.
Benih ikan/udang itu didistribusikan ke pembudidaya ikan terdampak yang tersebar 67 kabupaten/Kota di berbagai wilayah di Indonesia. /KKP
Benih ikan/udang itu didistribusikan ke pembudidaya ikan terdampak yang tersebar 67 kabupaten/Kota di berbagai wilayah di Indonesia. /KKP

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kelautan dan Perikanan menggulirkan bantuan budidaya minapadi sebagai salah satu prioritas. Selain untuk menjaga pasokan ikan air tawar, bantuan ini diharapkan dapat mengaktifkan kegiatan budidaya di tengah wabah Covid-19.

Salah satu bantuan budidaya ikan sistem minapadi yang telah diserahkan baru-baru ini, Kamis (30/4/2020), kepada kelompok Pokdakan Minajaya di Kecamatan Tombatu timur, Kabupaten Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara yang memiliki lahan seluas 6 Ha.

Paket bantuan yang diberikan berupa benih ikan nila 60 ribu ekor, 6,6 ton pakan ikan mandiri, serta sarana dan prasarana operasional dengan total bantuan Rp197,8 juta.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Slamet Soebjakto menyatakan minapadi merupakan model inovasi akuakultur yang dapat memberikan keuntungan berlipat, program budidaya ikan sistem minapadi dapat menjadi salah satu solusi, terutama di tengah kelesuan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

“Berbagai keunggulan sistem minapadi seperti mampu menghasilkan padi organik dengan peningkatan hasil panen padi 2-3 ton serta pendapatan tambahan pendapatan dari ikan minimal 1 ton ikan per hektar menjadikan sistem ini tepat untuk meningkatkan taraf ekonomi petani," ujarnya dalam keterangan pers, Sabtu (2/5/2020)

Keuntungan lainnya adalah pada saat proses produksi padi tidak mengggunakan pestisida serta minim dalam penggunaan pupuk sehingga total petani dapat memperoleh tambahan pendapatan hingga 40%. Jadi melalui budidaya ini masyarakat tidak hanya dapat padi, namun juga mendapatkan ikan sebagai asupan protein.

Pada 2019, KKP menggelontorkan bantuan budidaya ikan sistem minapadi ke 18 kabupaten/kota di 12 provinsi di seluruh Indonesia dengan total luas lahan 400 ha. Sedangkan pada 2020 KKP menyiapkan bantuan untuk 100 ha lahan minapadi baru.

"Kami telah memastikan betul akan kelayakan calon penerima bantuan dan persyaratan teknis lokasi yang diperlukan seperti kemiringan tanah, status kepemilikan lahan, kelancaran sumber air dan akses transportasi dan komunikasi yang baik, termasuk kelembagaannya,” tambah Slamet.

Kepala BPBAT Tatelu Fernando Simanjuntak berharap bantuan dapat meningkatkan produktivitas masyarakat untuk menjaga ketahanan pangan, khusunya ikan sebagai sumber protein yang esensial.

“Adanya wabah Covid-19, gizi masyarakat harus tetap terjaga namun dengan senantiasa mengedepankan keselamatan pelaku usaha. Penerapan SOP keselamatan sangat penting dalam kegiatan berbudidaya,” beber Fernando.

Pada 2020, BPBAT Tatelu merencanakan penyaluran bantuan minapadi kepada kelompok masyarakat petani atau pembudidaya ikan sebanyak 30 paket atau pembangunan sarana minapadi pada lahan sawah seluas 30 Ha di wilayah kerja BPBAT Tatelu yang meliputi wilayah Indonesia bagian timur.

BENIH IKAN/UDANG

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya meredam dampak ekonomi sebagai imbas Covid-19 dengan mendistribusikan 53,1 juta ekor benih ikan/udang selama Maret – April 2020 untuk memastikan proses budidaya tetap berjalan.

Benih ikan/udang itu didistribusikan ke pembudidaya ikan terdampak yang tersebar 67 kabupaten/Kota di berbagai wilayah di Indonesia.

Bantuan benih tersebut setidaknya telah kurang lebih 1.060 orang pembudidaya yang tergabung dalam 106 kelompok pembudidaya ikan skala kecil. Data KKP menyebutkan puluhan juta benih tersebut terdiri darI 6,5 juta ekor untuk benih ikan air tawar; sebanyak 44,7 juta ekor benih ikan air payau dan 1,9 juta ekor benih ikan air laut.

“Stimulus jangka pendek ini kami pastikan terus didorong di berbagai daerah melalui 15 UPT yang tersebar di Indonesia. KKP ingin pastikan bahwa produksi harus tetap berjalan. Tiap hari distribusi bantuan benih ini terus berjalan dan menyasar pembudidaya ikan terdampak,” ujar Slamet Soebjakto.

Slamet memastikan dukungan tersebut tidak hanya menyasar pembudidaya, namun juga pembenih ikan. Ia mengatakan hingga April ini, KKP telah mengalokasikan dukungan induk/calon induk bagi pembenih setidaknya sebanyak 29.450 ekor. Menurutnya, upaya tersebut akan langsung meningkatkan produktivitas budidaya.

“Masalah para pembudidaya ikan itu inefisiensi. Ini yang kami beri stimulus agar biaya produksi tidak terlalu berat dan menghambat produksi. Saya meyakini subsektor akuakultur bisa lebih cepat recovery. Paling tidak jaminannya ada dua, yakni tekan biaya produksi, perlancar rantai pasok,” papar Slamet.

KKP fokus ke arah penyelesaian dua hal itu. Masalah biaya produksi akan ditekan melalui intervensi bantuan langsung input produksi termasuk induk/calon induk, benih berkualitas dan pakan. Adapun masalah rantai pasok, KKP telah sepakat dengan berbagai pihak terkait untuk mempermudah kelancaran logistik bahan baku atau input produksi, serta distribusi hasil dan skenario penyerapan pasar.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper