Bisnis.com, JAKARTA - Keberhasilan mina padi di Indonesia mengundang minat para Laos dan Filipina untuk mencontoh.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan Slamet Soebjakto mengatakan para pemangku kepentingan di bidang pertanian dan perikanan di kedua negara ingin belajar dari Indonesia.
"Maka untuk menularkan ilmu minapadi Indonesia ke negara lain, KKP dan FAO telah melakukan lokakarya dan tinjau lapangan minapadi di Jawa Tengah dan Yogyakarta September lalu," katanya di Sleman melalui siaran pers, Selasa (11/10/2016).
Slamet menyampaikan minapadi dapat menghindarkan penggunaan pestisida, mengurangi signifikan penggunaan pupuk kimia, dan mengerek pendapatan petani.
Produksi padi bisa meningkat dari semula 7–8 ton per hektare menjadi 8–9 ton per ha, seperti terjadi di Dusun Cibuk Kidul, Desa Margoluwih, Kecamatan Sayegan, Sleman. Ditambah dengan produksi ikan 3–5 ton per ha, hasil minapadi setara dengan tambahan penghasilan US$1.700 atau Rp22 juta per ha per musim tanam.
Perkembangan budi daya minapadi juga semakin luas dengan adanya inovasi teknologi menggunakan jenis ikan yang beragam, seperti budi daya padi dengan udang galah (Ugadi), padi dengan nila (Ladi), padi dengan lele (Ledi), padi dengan udang galah dan gurame (Ugamedi), dan padi dengan udang galah dan koi (Ugakodi).
"Ini adalah wujud kerjasama lintas sektoral antara pertanian dengan perikanan dalam meningkatkan produktivitaslahan dan pendapatan petani," tuturnya.
Dia menambahkan, kemandirian budi daya minapadi semakin terwujud apabila budi daya menggunakan pakan ikan mandiri. Dalam kesempatan itu, KKP menyerahkan bantuan 5 ton pakan ikan mandiri dan 5 juta ekor benih nila kepada 10 pembudidaya di Kabupaten Sleman.
KKP juga menyerahkan bantuan ikan segar 15,5 ton kepada 12 pondok pesantren, 86 panti asuhan, 21 panti jompo dan 35 lembaga sosial.