Bisnis.com, JAKARTA – Dengan adanya larangan mudik yang diperintahkan Presiden Joko Widodo, penjualan bahan bakar minyak (BBM) oleh PT Pertamina (Persero) pada periode mudik tahun ini diprediksi terperosok.
Direktur Executive Energi Watch Mamit Setiawan menjelaskan bahwa dengan adanya aturan tersebut, akan sangat membuat konsumsi BBM pada periode mudik Lebaran tahun ini akan lebih rendah.
“Apalagi pesawat pun di larang beroperasi, jelas ini akan semakin membuat Pertamina terpukul karena penurunan konsumsi BBM. Mungkin akan lebih tinggi penurunannya jika dibandingkan bulan Maret,” katanya kepada Bisnis, Kamis (23/4/2020).
Mamit menilai, penurunan konsumsi BBM pada periode mudik lebaran dinilai akan memberikan dampak yang cukup besar terhadap kinerja keuangan Pertamina.
Menurut dia, kinerja keuangan Pertamina tahun ini sudah cukup tertekan dengan kondisi pelemahan harga minyak dunia. Sementara, momen mudik lebaran yang biasanya meningkatkan konsumsi BBM dengan rata-rata 13 persen tidak dapat dinikmati tahun ini.
“Dampaknya pasti akan sedikit banyak menggangu keuangan Pertamina di tengah makin masih melemahnya harga minyak dunia,” ujarnya.
Direktur Bahan Bakar Minyak BPH Migas Alfon Simanjuntak mengatakan, kendati belum melakukan penghitungan lebih lanjut, pihaknya memprediksi konsumsi minyak tahun ini akan lebih rendah jika dibandingkan dengan periode mudik tahun lalu.
“Iya karena pasti larangan mudik juga pengaruh,” katanya kepada Bisnis, Kamis (23/4/2020).
Lebih lanjut, Alfon menjelaskan bahwa, pada periode mudik sebelumnya, BPH Migas mencatat peningkatan konsumsi rata-rata bahan bakar sebesar 15 persen--20 persen jika dibandingkan dengan rata-rata harian.
Untuk tahun ini, pihaknya masih akan mengumpulkan data untuk membuat proyeksi penurunan konsumsi pada mudik tahun ini.
“Sejak ada larangan mudik 24 April kami lagi coba membuat forecast, besok posko baru kami coba rapatkan untuk kita coba mintakan data,” ungkapnya.