Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah sejauh ini masih menggodok mekanisme penyerapan ayam siap potong (livebird) di tingkat peternak mandiri yang terpantau mengalami penurunan harga dalam sebulan terakhir.
Penyerapan sendiri dilakukan guna stabilisasi pasokan seiring berkurangnya permintaan pada produk protein hewani tersebut selama pandemi Covid-19.
"Iya benar akan diserap. Kami sedang bahas mekanismenya. Sudah ada keputusan namun banyak hal yang diproses dulu," kata Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud kepada Bisnis, Rabu (22/4/2020).
Musdhalifah membenarkan bahwa penyerapan oleh pemerintah bakal melibatkan BUMN yang bergerak di sektor peternakan, salah satunya adalah PT Berdikari (Persero) yang memang bergerak di usaha perunggasan.
Adapun untuk total volume penyerapan, Musdhalifah menyatakan bahwa pemerintah berencana untuk menyerap 12 juta ekor ayam siap potong yang setara dengan 50.000 ton.
Penugasan pada BUMN ini sebelumnya dikonfirmasi oleh Direktur Utama Berdikari Harry Warganegara ketika menyampaikan paparan kepada Komisi VI DPR RI. Dia mengemukakan bahwa pihaknya ditugasi untuk menyerap ayam dari peternak mandiri sebanyak 500.000 ekor.
Baca Juga
Harry mengatakan bahwa pembelian ayam dari peternak mandiri akan mengandalkan modal internal perusahaan. Pembelian rencananya dipatok di harga Rp17.500 per kilogram.
Adapun harga livebird di tingkat peternak sejauh ini berkisar di angka Rp11.000 sampai Rp14.000 per kilogram di Pulau Jawa, lebih rendah dibandingkan harga acuan dalam Permendag Nomor 7/2020 yang dipatok Rp19.000 per kg.
Meskipun Berdikari menyatakan kesiapan menjalankan tugas tersebut, Harry mengatakan pihaknya memerlukan kepastian saluran ayam tersebut. Pasalnya, mitra Berdikari yang menyediakan cold storage untuk penyimpanan karkas mengaku bahwa kapasitas penyimpanan hampir penuh lantaran penjualan yang berkurang.
Pihaknya pun mengusulkan agar ayam karkas yang diserap Berdikari dapat disalurkan ke masyarakat melalui program sembako yang dijalankan oleh Kementerian Sosial untuk 20 juta keluarga penerima manfaat (KPM). Menurutnya, bantuan sembako dapat lebih dioptimalisasi dengan tambahan pangan protein karena sejauh ini didominasi oleh bahan pangan karbohidrat.
Dihubungi terpisah soal pemanfaatan ayam serapan BUMN untuk program bantuan sosial sembako, Menteri Sosial Juliari Batubara mengaku bahwa hal ini belum dibahas di dalam rapat terbatas lintas kementerian.
Penyertaan daging ayam dalam paket sembako bantuan sosial pun sejatinya telah mulai diimplementasikan sejak awal tahun seiring bertambahnya nominal bantuan yang disalurkan kepada KPM.
"Sejak awal tahun daging ayam sudah ada. Tapi untuk penugasan BUMN sebagai penyalur belum dibahas di rapat terbatas," kata Juliari kepada Bisnis, Rabu (22/4/2020).
Dia pun menjelaskan bahwa pemasok protein untuk program sembako sendiri bersifat pasar bebas, sama halnya dengan pemasok beras yang tak hanya dijalankan oleh Perum Bulog.
"Pemasoknya bebas, agar pelaku usaha skala mikro dan kecil menengah bisa ikut memasok juga," lanjut Juliari.