Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Dagang Ventilator, Indonesia Berpotensi Sulit Cari Negara Tujuan

Indonesia harus berupaya keras mencar mitra dagang yang bersedia melakukan imbal dagang untuk pengadaan produk ventilator yang dibutuhkan RI saat ini.
Produksi ventilator. Alat bantu pernafasan menjadi salah satu yang menjadi buruan di tengah pandemi Covid-19. /Reuters
Produksi ventilator. Alat bantu pernafasan menjadi salah satu yang menjadi buruan di tengah pandemi Covid-19. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana Kementerian Perdagangan untuk melaksanakan skema imbal dagang ventilator dengan alat pelindung diri (APD) diproduksi dalam negeri diperkirakan tak mudah untuk dilaksanakan.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, Indonesia perlu mencari negara yang menyediakan ventilator namun tidak memproduksi APD guna mewujudkan rencana tersebut.

“Saat ini yang bisa memproduksi banyak ventilator adalah China. Tapi di sisi lain banyak negara lain yang juga membutuhkannya. Selain itu, China juga memproduksi APD, jadi tidak membutuhkan APD dari kita," ujarnya akhir pekan lalu..

Shinta mengemukakan Indonesia perlu mencari negara yang memproduksi ventilator namun tidak memproduksi APD agar dapat merealisasikan rencana barter. Kendati demikian, dia tak memungkiri jika hal tersebut bukanlah hal yang mudah.

"Intensifikasi diplomasi sangat dibutuhkan namun dengan situasi di mana banyak negara juga mengalami masalah yang sama, memang tidak mudah," tutur Shinta.

Pihak Kementerian Perdagangan belum memberi konfirmasi ketika Bisnis mencoba menanyakan soal skema imbal dagang ini. Rencana tersebut pertama kali mengemuka dari Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam wawancara dengan media.

Produksi APD dalam negeri yang diperkirakan melampaui kebutuhan disebutnya bisa dimanfaatkan untuk imbal dagang ventilator sehingga bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Menurut data Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, ketersediaan ventilator di dalam negeri memang belum sepenuhnya menutup kebutuhan saat ini. Per Maret, tercatat terdapat 8.413 unit ventilator yang tersebar di 34 provinsi dengan kebutuhan total mencapai 29.876 unit.

Permintaan ventilator secara global diperkirakan 10 kali lebih tinggi dari unit yang tersedia menurut Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics Co., salah satu produsen alat kesehatan terkemuka asal China sebagaimana dilaporkan Bloomberg.

Mindray yang memproduksi 3.000 unit per bulan, kini tercatat mulai menunda pengiriman untuk konsumen domestik dan mengedepankan pengiriman ke pembeli di luar negeri dengan kondisi yang lebih mendesak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper