Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan sejumlah stimulus bagi pengusaha perikanan dan nelayan di tengah pandemi virus corona.
Adapun beberapa bantuan tersebut yakni bantuan moda distribusi ikan, pembukaan cargo flight untuk ekspor, fasilitasi pemasaran ikan secara online, pemberian ikan secara masif oleh BUMN/BUMD, bantuan perbekalan atau operasional nelayan, relaksasi pembayaran kredit nelayan hingga akses permodalan.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP, M. Zulficar Mochtar mengatakan stimulus itu dilakukan melihat adanya oversupply ikan di pelabuhan karena hasil tangkapan ikan tidak terserap. Pasar ikan atau unit pengolahan pun tidak beroperasi, cold storage overcapacity, harga ikan rendah, nelayan rugi dan tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar hingga nelayan tidak mampu melaut kembali.
“Meski demikian, ikan ada, produksi ada. Yang belum ada adalah mekanisme atau sistem yang bisa mengantisipasi, yang menghantar ke konsumen," ujarnya dalam diskusi online di aplikasi Zoom, Rabu (15/4/2020).
Zulficar menilai perlu perencanaan yang baik saat melaut. "Berapa es, berapa kemampuan kita jangan sampai banyak ikan semua ditangkap padahal kemampuan es terbatas. Jadi perlu pula rasionalisasi," tambahnya.
Zulficar mengakui memang kendala utamanya ada di angkutan tetapi dia juga menyebut bahwa baru-baru ini justru ada permintaan izin sekitar 700 kapal. “Jadi ini ada semangat melaut meski dikeluhkan juga kalau jumlah AKP (awak kapal perikanan) berkurang," imbuhnya.
Kemarin, Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menegaskan sudah melakukan realokasi anggaran sebesar Rp483,74 miliar untuk percepatan pemulihan ekonomi imbas pandemi virus corona (Covid-19). Jumlah tersebut setara 9,12 persen dari total pagu anggaran KKP sebesar Rp5,3 triliun di APBN-P 2020