Bisnis.com, JAKARTA - Dana Moneter Internasional atau IMF (International Monetary Fund) menyatakan bantuan pinjaman sebesar US$1 triliun "cukup memadai" untuk membantu negara anggota dalam menangani pandemi Virus Corona atau Covid-19.
Akan tetapi, akan lebih banyak lagi dana diperlukan bila krisis mencapai negara-negara berkembang, menurut Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath.
Gopinath mengatakan 100 dari 189 anggota IMF, yang separuhnya adalah negara berpenghasilan rendah, kini telah menghubungi pemberi pinjaman global itu untuk mendapatkan dana darurat seperti dikutip Aljazeera.com, Rabu (15/4/2020).
"Tujuan pinjhmana itu adalahm untuk meningkatkan upaya mereka menahan penyebaran virus corona baru dan mengurangi dampak ekonomi," kata Gopinath.
Dia menyambut baik kesepakatan kreditor internasional itu untuk menangguhkan pembayaran utang untuk negara-negara termiskin hingga akhir tahun. Dia mengatakan langkah itu "sangat, sangat baik," tetapi pengurangan utang mungkin harus diperpanjang hingga tahun 2021 akibat dampak pandemi terburuk belum dirasakan banyak orang dari negara-negara termiskin.
Pada bagian lain dalam blogs.imf.org dia menulis bahwa dunia telah berubah secara dramatis dalam tiga bulan sejak laporan terakhir World Economic Outlook pada Januari.
Bencana langka berupa pandemi Virus Corona , telah mengakibatkan banyak nyawa manusia hilang secara tragis. Akibat negara-negara menerapkan karantina dan praktik-praktik menjaga jarak sosial untuk mengatasi pandemi, dunia telah dimasukkan ke dalam Lockdown Besar.
“Besar dan cepatnya keruntuhan dalam kegiatan yang dilakukan belum pernah ada sebelumnya dalam kehidupan kita,” ujarnya.
World Economic Outlook April memproyeksikan pertumbuhan global pada tahun 2020 turun menjadi -3 persen. Ini adalah krisis yang tidak sahma dengan krisis lain, dan ada ketidakpastian substansial tentang dampaknya terhadap kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, katanya.
Selain itu, banyak negara sekarang menghadapi krisis kesehatan, keuangan, dan jatuhnya harga komoditas. "Belum pernah ada sebelumnya pembuat kebijakan memberikan dukungan kepada rumah tangga, perusahaan, dan pasar keuangan sebesar saat ini," kata Gopinath.