Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian PUPR Refocusing Anggaran Rp36,19 Triliun untuk Covid-19

Dia menyebut, refocusing anggaran itu dilakukan dengan cara mengembalikan dana itu ke Kementerian Keuangan untuk dialokasikan langsung menjadi bantuan sosial (bansos), dan kegiatan lain untuk penanggulangan Covid-19.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengikuti rapat kerja dengan Komisi V DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (12/6/2019)./ANTARA-Dhemas Reviyanto

Bisnis.com, JAKARTA  - Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pihaknya sudah melakukan refocusing anggaran sebesar Rp36,19 triliun dari total anggaran Kementerian PUPR sebesar Rp 120 triliun.

Basuki menyampaikan hal itu saat member keterangan di Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19, Senin (13/4/2020).

Dia menyebut, refocusing anggaran itu dilakukan dengan cara mengembalikan dana itu ke Kementerian Keuangan untuk dialokasikan langsung menjadi bantuan sosial (bansos), dan kegiatan lain untuk penanggulangan Covid-19.

Adapun besar dana yang bepeluang langsung digunakan untuk penanggulangan Covid-19 adalah sebesar Rp24.53 triliun.

“Ini berasal dari memangkas 50 persen perjalanan dinas, rapat kerja dan kegiatan sejenisnya,” kata Basuki.

Kemudian,  untuk paket pembangunan infrastruktur yang ditunda, katanya, tetap dilakukan tender, namun pelaksanannya  tahun 2021. Jadi, proyek infrastruktur yang tadinya single year menjadi multiyears.

“Kemudian paket software kita soft-kan,” ujarnya.

Basuki menjelaskan bahwa refocusing dana untuk 2 hal. Pertama, pembangunan langsung seperti persiapan prasarana di Pulau Galang, menyiapkan prasarana dan rehabilitasi rumah sakit darurat Covid-19  di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta Pusat, serta pembelian alat pendukung.

“Kemudian  ingin melaksanakan padat karya tunai berupa pekerjaan  rendah teknlogi di pedesaan  bertujuan untuk mempertahankan daya beli masyarakat di pedesaan,“ jelas Basuki.

Dia  menambahkan, padat karya tunai masih bisa dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan Covid-19, misalnya, perbaikan irigasi kecil.  Semula dikerjakan 2 bulan menjadi 3 bulan.

Para pekerja dibayar mingguan atau kamisan. Untuk perbaikan irigasi kecil dilakukan di 10.000 lokasi dengan anggaran Rp10 triliun.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Agne Yasa
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper