Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Pesimistis Penjualan Listrik Sektor Industri Sesuai Target

Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero) Edison Sipahutar mengatakan pihaknya pesimistis dapat mencapai target penjualan listrik sepanjang tahun ini karena pandemi virus corona (Covid-19).
Pelanggan PLN Suluttenggo per Februari 2020 mencapai sekitar 1,6 juta, yang mayoritas merupakan pelanggan rumah tangga sebanyak 1,5 juta pelanggan. -Antara
Pelanggan PLN Suluttenggo per Februari 2020 mencapai sekitar 1,6 juta, yang mayoritas merupakan pelanggan rumah tangga sebanyak 1,5 juta pelanggan. -Antara

Bisnis.com, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pesimistis penjualan listrik sepanjang tahun ini dapat mencapai 256,70 TWh dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 4,55 persen.

Executive Vice President Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PT PLN (Persero) Edison Sipahutar mengatakan pihaknya pesimistis dapat mencapai target penjualan listrik sepanjang tahun ini karena pandemi virus corona (Covid-19).

"Ya sulit sekali untuk mencapai target penjualan karena sangat bergantung lamanya masa pandemik ini," ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/4/2020).

Realisasi penjualan listrik kuartal I sebesar 61,15 TWh tersebut tumbuh sebesar 4,61 persen dari realisasi kuartal I/2019 yang mencapai 58,46 TWH.
Hal ini dikarenakan efek pandemi Virus Corona (Covid-19) menjadi faktor utama terjadinya penurunan pertumbuhan di segmen nisnis dan industri.

Sektor bisnis hanya tumbuh sebesar 4,07 persen dan industri hanya tumbuh 0,13 persen pada kuartal I ini. Untuk pertumbuhan listrik konsumsi rumah tangga hingga kuartal I mengalami peningkatan dikarenakan kebijakan Work From Home (WFH) yang tumbuh sebesar 7,54 persen.

Untuk Maret 2020, penjualan listrik sebesar 20,34 TWH hanya tumbuh 2,36 persen dari realisasi maret 2019 sebesar 20,16 TWh. Adapun realisasi khusus Maret 2020, segmen bisnis mengalami penurunan sebesar 0,88 persen dan industri juga mengalami penurunan sebesar -2,71 persen.

"Khusus bulan Maret 2020 segmen rumah tangga tumbuh sebesar 7,43 persen," kata Edison.

Dilihat dari segmen industri seperti baja, tekstil, semen, hotel, dan mall , lanjutnya, konsumsi listrik menunjukan pertumbuhan negatif yang cukup besar.
Untuk industri besi dan baja pada Maret penurunan sebesar 12 persen, sedangkan sampai dengan Maret 2020 turun 6,2 persen.

Konsumsi listrik di segmen industri tekstil pada Maret 2020 tercatat negatif sebesar 8,7 persen, sementara sampai dengan Maret 2020 konsumsi menuruna 5,4 persen.

Pada segmen industri semen maret 2020 tumbuh negatif sebesar -19,8 persen, sedangkan sampai dengan bulan maret hanya tumbuh sebesar -9,4 persen.

Penurunan juga terjadi di segmen bisnis mall dimana pada Maret 2020 turun sebesar 8,2 persen.

"Penurunan konsumsi listrik juga terjadi pada segmen bisnis hotel bintang 4 pada bulan Maret 2020 tumbuh negatif sebesar -21,3 persen dan di kuartal I tumbuh sebesar -5,0 persen. Untuk hotel bintang 3 pada bulan maret tumbuh negatif sebesar -18,7 persen sedangkan sampai hingga kuartal I tumbuh -1,1 persen," ucapnya.

Dia menuturkan saat ini PLN harus berusaha untuk dapat bertahan dalam masa pandemi ini. Terlebih dalam situasi ini pun sebagian pelanggan seperti hotel dan industri mulai menunjukan pertumbuhan yang negatifnya cukup besar.

"PLN mulai mengkaji mekanisme penundaan dan cicilan pembayaran yang banyak diusulkan pelanggan, untuk bertahan dalam situasi sulit ini," tutur Edison.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper