Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah membuat sebagian besar perusahaan terutama di Jakarta meminta karyawan mereka bekerja di rumah atau work from home.
Apabila kinerja perusahaan tetap efektif dalam kondisi work from home (WFH), hal itu diperkirakan makin menurunkan permintaan properti perkantoran.
Senior Associate Director and Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto yang mengatakan bahwa ke depan, WFH bisa menjadi tren, terutama juga dengan membuat para pekerja lebih efisien dari segi biaya transportasi.
“Kalau banyak perusahaan yang meneruskan WFH, kemungkinan permintaan perkantoran bakal melambat ke depannya. Bakal pengaruh ke okupansi karena akan ada banyak perusahaan yang juga mencari ruang yang lebih kecil,” ungkapnya melalui laporan trertulis, dikutip Minggu (12/4/2020).
Adapun, tingkat okupansi bisa makin tertekan melihat pertumbuhan pasok ruang kantor yang masih cukup tinggi tahun ini.
Sepanjang 2020, Colliers International Indonesia mencatat akan ada tambahan ruang perkantoran sekitar 500.000 meter persegi. Jumlah tersebut lebih tinggi 3 persen dibandingkan dengan tambahan pasok sepanjang 2019.
Baca Juga
“Pandemi ini bakan menjadi tantangan berat bagi para pemilik gedung perkantoran baru tersebut,” kata Ferry.
Keefektifan WFH sudah dirasakan bahkan oleh kalangan pemerintahan. Direktur Utama Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) Arief Sabaruddin mengatakan bahwa kinerja PPDPP dalam menyalurkan subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) justru lebih efektif.
“Dengan WFH ini malah penyaluran [FLPP] bisa berjalan lebih cepat. Kita bekerja bisa lebih awal, tidak terhambat alasan macet. Tanda tangan persetujuan juga bisa kapan saja, kerja lebih fokus juga,” ungkap Arief beberapa waktu lalu.
Berdasarkan riset Colliers, sepanjang kuartal I/2020, sudah ada empat gedung perkantoran yang selesai dibangun, yang seluruhnya berada di area pusat bisnis (central business district/CBD). Keempat gedung tersebut menambah pasok sebanyak 212.000 meter persegi menjadi total 6,87 juta meter persegi.
“Namun, di CBD hingga akhir 2020 kemungkinan tidak ada banyak tambahan. Secara keseluruhan, hanya akan ada tambahan sekitar tujuh gedung perkantoran atau 270.000 meter persegi di CBD sepanjang 2020,” jelas Ferry.