Bisnis.com, JAKARTA – Diterpa wabah Covid-19, banyak pemilik properti perkantoran yang berupaya untuk melindungi hubungannya dengan penyewa jangka panjang di tengah banyaknya pemilik properti yang berkompetisi memberikan berbagai gimmick agar makin menarik.
Riset Cushman & Wakefield di Asia Pasifik menyebutkan bahwa di masa seperti ini, pasar justru akan lebih bersahabat dengan para pengisi properti. Posisi tawar calon tenant akan lebih tinggi demi membuat properti terisi.
Pertumbuhan sewa kantor Grade A di pusat bisnis (CBD) diperkirakan masih akan bergerak mendatar dalam waktu dekat lantaran adanya wabah Covid-19 yang mengganggu rantai pasokan di seluruh sektor di seluruh dunia.
Namun, kondisi seperti ini justru dinilai bakal memberikan keuntungan bagi para calon tenant yang mencari kesempatan untuk bisa menempati gedung yang kualitasnya lebih baik dan melakukan kesepakatan sewa jangka panjang di lokasi favorit.
Di Singapura, meskipun kepercayaan diri pasar global tengah goyah karena terancam resesi, para pemilik properti perkantoran di sana masih tetap bisa bertahan karena tingkat kekosongan yang rendah ditambah dengan minimnya jumlah pasok yang masuk.
Tambahan proyek perkantoran baru di Singapura rata-rata hanya 700.000 kaki persegi dan baru akan rampung sekitar 2020 sampai 2021. Jumlah ini 42 persen lebih rendah dari rata-rata tambahan pasok per tahun sebanyak 1,2 juta kaki persegi sedekade lalu.
Baca Juga
Minimnya tambahan pasok kemungkinan akan mereda pada 2022 dengan adanya tambahan lahan 1,9 juta kaki persegi dari pengembang Guoco Midtown di Central Boulevard Towers.
Cushman & Wakefield memperkirakan bahwa keterbatasan tambahan pasokan di kota lain seperti di Taipei dan Ho Chi Minh City tidak akan terlalu terdampak wabah covid-19.
Di Singapura, permintaan ruang perkantoran sudah mengalami penurunan karena minimnya bujet perusahaan untuk melakukan relokasi dan ekspansi. Merujuk pada kondisi terkini, harga sewa perkantoran di Singapura diperkirakan baru bisa kembali naik setelah 2021.
“Hal ini karena Singapura sebetulnya masih menarik untuk dijadikan sebagai lokasi kantor pusat perusahaan besar. Permintaan sewa perkantoran diperkirakan akan muncul dari perusahaan keuangan, teknologi, dan perusahaan jasa profesional,” kata Mark Lampard, Head of Regional Tenant Representation Cushman & Wakefield Asia Pasifik melalui keterangan tertulis, Selasa (31/3/2020).
Kecepatan respons pemerintah atas kondisi wabah Covid-19 bakal menjadi pertimbangan perusahaan untuk memutuskan menyewa perkantoran. Kebijakan yang diambil dan insentif yang diberikan akan memberikan sentimen positif kepada pasar.
“Wabah virus ini memang akan menghentikan sementara seluruh industri, tapi ada kepercayaan diri bahwa banyak perusahaan besar yang akan melanjutkan rencana pengembangan bisnisnya setelah virus ini lewat,” ungkap Lampard.
Dengan demikian, hingga virus ini teratasi, pada pemilik properti dan operator co-working space harus bersedia memberikan kesempatan terlebih dulu untuk para perusahaan yang menyewa jangka pendek agar ruang yang ada tetap terisi sampai beberapa bulan ke depan.