Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Sawit Melemah, Perusahaan Sawit Siapkan Strategi

Para pengusaha minyak kelapa sawit Indonesia, tengah menyiapkan strategi di tengah masing tingginnya tekanan dari sisi ekonomi global dan nasional akibat wabah corona.
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat
Petani membawa kelapa sawit hasil panen harian di kawasan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Rabu (11/5). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pabrik-pabrik pengolahan kelapa sawit Tanah Air sejauh ini masih beroperasi meski permintaan dari pasar luar negeri cenderung melemah terimbas wabah corona (Covid-19).

Meski operasional berlanjut, Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kanya Lakshmi Sidarta tak memungkiri bahwa lambat laun bakal ada pengaruh pada aliran pemasukan perusahaan seiring ekspor yang melemah.

Produksi minyak sawit Indonesia memang lebih banyak yang dipasok untuk memenuhi kebutuhan global. Dari total produksi sebesar 51,82 juta ton sepanjang 2019, sekitar 37,39 juta ton atau 70 persen dipasok untuk ekspor. Sementara sisanya sekitar 16,73 juta ton diserap pasar dalam negeri.

"Penutupan pabrik sampai saat ini belum ada. Tapi jika ada gejolak kesulitan cash flow dan tangki stok dirasa tidak bisa menampung, kelihatannya pada 1 sampai 2 bulan ke depan bisa saja sudah ada yang mulai mengurangi pembelian buah dari luar dan hanya mengolah buah internal atau bahkan mengurangi jam operasi pabrik," kata Kanya, Senin (6/4/2020).

Dalam situasi yang dipenuhi ketidakpastian ini, Kanya mengatakan sejumlah perusahaan sawit memutuskan untuk mengatur kembali rencana cash flow. Termasuk merealokasi peruntukkan dengan merevisi prioritas anggaran, menyiapkan akternatif skenario krisis beserta solusi, dan meninjau rencana yang perlu dilanjutkan atau ditunda.

"Selain terus menjalankan protokol melawan Covid-19 di semua lini aktivitas, untuk dapat bertahan tentu saja melakukan efisiensi besar-besaran," kata Kanya.

Di sisi lain, dia pun berharap pemerintah dapat menyiapkan kebijakan untuk merespons turunnya ekspor sawit. Dukungan disebutnya bisa dilakukan dengan memfasilitasi kemudahan penyerapan lebih besar di dalam negeri.

"Selain untuk biodiesel, tapi juga untuk energi terbarukan yang lain misalnya untuk pembangkit listrik yang saat ini belum dapat dijalankan. Bila memang bisa menjadi alternatif solusi, maka birokrasi mungkin bisa dipersingkat dengan alasan keadaan darurat," lanjutnya.

Sedangkan untuk ekspor, Kanya mengemukakan perlunya bantuan untuk mengimbangi peningkatan biaya transportasi dan ekspedisi kapal yang melonjak signifikan mengingat sawit merupakan salah satu bahan pangan.

Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Derom Bangun mengonfrimasi pelemahan ekspor produk kelapa sawit mentah (CPO) dan turunannya ke sejumlah negara tujuan utama. Untuk India misalnya, impor CPO dan minyak kernel sepanjang Maret tercatat mengalami penurunan sampai 38 persen dibandingkan dengan Maret 2019.

Impor sawit di India sepanjang April diperkirakan bakal terkoreksi lebih dalam seiring tekanan Covid-19 yang membesar.

"Sumber saya di India mengatakan bahwa pada bulan April 2020 di estimasi impor CPO dan PKO akan turun lagi dari yang bulan Maret," kata Derom kepada Bisnis, Senin (6/4/2020)

Terkait dengan pasokan dari Malaysia yang disebut berpotensi terganggu akibat penutupan perkebunan. Derom menilai hal tersebut tak bakal banyak berpengaruh pada ekspor negara tersebut mengingat masih ada stok yang tersedia untuk pengiriman.

Di sisi lain, sejauh ini Malaysia pun tak melakukan pengiriman ke India untuk sejumlah produk turunan.

"India memang tidak mengimpor dari Malaysia, terutama karena adanya pembatasan dari pemerintah Malaysia untuk impor olein. Jadi yang lebih menentukan saat ini adalah permintaan dari negara-negara pengimpor yang menurun drastis," imbuh Derom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper