Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Nasihat Bank Dunia untuk Indonesia

Per 2019, Bank Dunia mengungkapkan hanya 4% dari masyarakat Indonesia yang hidup dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan ekstrim dengan pendapatan di bawah US$1,9 per hari.
Karyawati beraktivitas di kantor Bank Dunia, di Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya
Karyawati beraktivitas di kantor Bank Dunia, di Jakarta, Senin (9/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Dunia mewanti-wanti kepada pemerintah Indonesia untuk melindungi masyarakat rentan dari dampak ekonomi Covid-19.

Berdasarkan catatan Bank Dunia, jumlah masyarakat miskin di Indonesia memang terus menurun dari tahun ke tahun. 

Per 2019, Bank Dunia mengungkapkan hanya 4% dari masyarakat Indonesia yang hidup dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan ekstrim dengan pendapatan di bawah US$1,9 per hari.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2019 juga menunjukkan hanya 24,79 juta atau 9,22% dari penduduk Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.

Masyarakat bisa dikategorikan sebagai masyarakat miskin apabila hidup dengan pendapatan di bawah Rp440.538 per kapita per bulan.

Terlepas dari tren penurunan tingkat kemisikinan tersebut, Bank Dunia mengungkapkan masih banyak masyarakat Indonesia yang rentan secara ekonomi sehingga sangat besar kemungkinan bagi mereka untuk terdampak oleh Covid-19.

"Masyarakat yang tidak mendapatkan perlindungan sosial yang cukup dan mengalami tekanan dari sisi pendapatan bisa jatuh miskin," tulis Bank Dunia dalam Bank Dunia East Asia and Pacific Economic Update: April 2020 yang baru saja dipublikasikan kemarin, Senin (30/3/2020).

Dengan berkurangnya kunjungan wisman dan wisnus, kelompok kelas menengah bawah maupun kelas menengah yang tidak mendapatkan bantuan jaring pengaman sosial sama-sama memiliki kerentanan untuk jatuh miskin.

Bank Dunia mencatat kemampuan kelompok ekonomi kelas menengah untuk naik kelas masih sulit. Bank Dunia mencatat konsumsi dari kelompok masyarakat 40% terbawah hanya tumbuh 0,2% (yoy) pada September 2019 lalu.

Berdasarkan data BPS atas gini ratio pengeluaran, gini ratio per September 2019 memang tercatat hanya sebesar 0,38. Meski demikian, peranan kelompok masyarakat 40% terbawah dalam konsumsi hanya 17,71% , jauh di bawah kelompok penduduk 20% teratas yang mencapai 45,36%.

Merujuk pada laporan Credit Suisse, gini ratio dari sisi kekayaan di Indonesia mencapai 83%. Dengan ini, ketimpangan kekayaan di Indonesia jauh lebih tinggi bila dibandingkan negara-negara lain.

Kelompok masyarakat 1% teratas di Indonesia sendiri menguasai 45% dari total kekayaan di Indonesia yang diestimasikan oleh Credit Suisse mencapai US$1,8 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper