Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Dampak Corona, Pelaku Properti Diminta Siapkan Contingency Plan

Hal ini diimbau oleh REI karena dampak signifikan dari sentimen virus corona ini dinilai akan terasa pada medio Juni hingga Agustus mendatang.
Foto udara perumahan bersubsidi di Griya Panorama Cimanggung, Parakan Muncang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (8/3/2020). Organisasi Real Estate Indonesia (REI) menyatakan, kuota rumah subsidi yang disalurkan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Properti (FLPP) sebanyak 86.000 unit rumah diperkirakan akan habis pada April 2020. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Foto udara perumahan bersubsidi di Griya Panorama Cimanggung, Parakan Muncang, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Minggu (8/3/2020). Organisasi Real Estate Indonesia (REI) menyatakan, kuota rumah subsidi yang disalurkan kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Properti (FLPP) sebanyak 86.000 unit rumah diperkirakan akan habis pada April 2020. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Bisnis.com, JAKARTA - Para pelaku usaha di sektor properti disarankan harus membuat contingency plan sebagai antisipasi menghadapi risiko dampak virus corona jenis baru atau COVID-19 ke sektor tersebut.

Wakil Ketua Umum DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Rusmin Lawin mengatakan bahwa dalam menghadapi gejolak sosial ekonomi ke depan maka pelaku usaha perlu banyak menyiapkan skenario untuk mencari jalan keluar bisnis properti.

Apalagi, lanjut dia, dampak signifikan dari sentimen virus corona ini dinilai akan terasa pada medio Juni hingga Agustus mendatang, mengingat waktu defend on crisis dipandang sudah mulai tergerus.

"Untuk itu, bagaimanapun harus ada skenario atau contingency plan menghadapi hari-hari ke depan," ujarnya pada Bisnis, Kamis (27/3/2020).

Rusmin juga menyarankan beberapa skenario terburuk pasar properti dalam menghadapi sentimen virus corona yang hampir memukul semua industri di Tanah Air.

Beberapa skenario itu di antaranya pertama, skenario menjual produk properti yang cepat laku seperti rumah murah. Menurut dia, hal ini dinilai lazim dan sederhana. Hanya saja, disaat kondisi seperti dia mengingatkan bahwa bukan berarti mudah dijalankan.

Skenario kedua, menjual atau membeli produk dengan harga krisis atau harga di bawah pasar (under market value). Produk eksisting yang masih belum laku, kata Rusmin, masih bisa dijual dengan harga minimalis meski praktis akan merugikan perusahaan.

Skenario terakhir alias ketiga, perusahaan juga perlu menyiapkan bisnis baru dengan bisnis digital. Bagaimanapun, lanjut Rusmin, para pelaku usaha atau siapapun tidak ada yang tahu kapan kondisi ekonomi akan membaik.

"Maka sebagai antisipasi perusahaan perlu memikirkan untuk memasuki bisnis digital baik itu terkait bisnis properti atau proptech ataupun tidak. Semoga hari-hari ke depan kondisi sosial, ekonomi dan kesehatan kita semua kembali normal," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ilham Budhiman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper