Bisnis.com, JAKARTA - DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia menyatakan bahwa pelaku bisnis pusat perbelanjaan tengah menghadapi tantangan berat akibat merebaknya virus corona jenis baru atau Covid-19.
Kondisi eksisting bisnis pusat perbelanjaan saat ini membuat pengembang atau pengelola mal memutuskan untuk menutup sebagian operasionalnya guna mencegah penyebaran virus semakin meluas.
"Pusat perbelanjaan dipemberitaan paling terkena imbas Covid-19. Jumlah pengunjung turun drastis, penjualan semakin minim, [tapi] biaya operasional tetap tinggi. Hal ini yang berakibat fatal ke depannya," ujar Wakil Ketua Umum REI Rusmin Lawin, Kamis (26/3/2020).
Bahkan, dia menyatakan bahwa sejumlah mal telah memutuskan untuk menutup semua operasionalnya akibat dari dampak Covid-19, di antaranya adalah jaringan mal Summarecon, Senayan City, Lippo Mall, dan Plaza Indonesia. Adapun, mal lainnya kemungkinan akan segera menyusul langkah tersebut.
Melihat kondisi saat ini, Rusmin yang juga selaku Board of director World FIABCI itu mengaku khawatir bahwa bisnis pusat perbelanjaan akan semakin turun drastis.
Dalam jangka pendek, sejumlah pusat perbelanjaan memang telah mengantisipasi penyebaran Covid-19 dengan hanya mengurangi jam operasional, menyediakan hand sanitizer dan masker, serta mengadakan beberapa promo.
Baca Juga
"Langkah-langkah ini untuk jangka pendek mungkin akan bisa survive, tetapi untuk ke depan trennya [kemungkinan] akan menurun," jelasnya.
Dia menyatakan bahwa kondisi ini memang akan sangat berat bagi pelaku bisnis pusat perbelanjaan. Jika melihat kasus Covid-19 yang setiap harinya meningkat di Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan skenario terburuk ke depan adalah mal bisa difungsikan sebagai gudang logistik.
Selain itu, bisa pula dijadikan sebagai pusat penyediaan makanan cepat saji bagi korban Covid-19. Adapun, hingga per hari ini, kasus positif corona di Tanah Air mencapai 790 dan diperkirakan akan terus meningkat.
"Hal ini bukan mengada-ada, karena dampak dari krisis ini belum tentu kapan akan berakhir. Recovery bisnis mal akan memakan waktu cukup lama," ujarnya.