Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terdampak Corona, RKAB Batu Bara Berpotensi Direvisi

Saat ini, sebagian besar perusahaan masih berusaha untuk memenuhi target sesuai dengan RKAB yang telah disepakati.
Ilustrasi - Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Ilustrasi - Aktivitas penambangan batu bara di Tambang Air Laya, Tanjung Enim, Sumatra Selatan, Minggu (3/3/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana Kerja dan Anggaran Belanja (RKAB) produksi batu bara diperkirakan akan ada koreksi pada kuartal I tahun ini akibat merebaknya virus corona atau Covid-19. Ditambah lagi, beberapa pekan terakhir harga batu bara terus tertekan.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Baru Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan sampai saat ini sebagian besar perusahaan masih berusaha untuk memenuhi target sesuai dengan RKAB yang telah disepakati.

"Sejauh ini kami belum dapat laporan jika sudah ada perusahaan yang mengajukan revisi di April," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (24/3/2020).

Meski begitu, Hendra mengatakan, tak tertutup kemungkinan akan adanya revisi RKAB setelah kuartal I ini. Hal ini dikarenakan eskalasi penyebaran virus yang semakin meluas.

Untuk diketahui, produksi batu bara diperkirakan mencapai 550 juta ton. Realisasi produksi batu bara hingga 24 Maret mencapai 128,41 juta ton atau sebesar 23,35% dari total produksi. Pada kuartal I tahun lalu, produksi batu bara mencapai 147,78 juta ton dari total rencana produksi 489,73 juta ton.

Ketua Umum Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo berpendapat revisi RKAB bisa saja dilakukan pada kuartal pertama ini yang sebelumnya di pertengahan tahun.

Menurut Singgih perubahan kenaikan RKAB akan tidak jauh berbeda karena kondisi belum pulih sepenuhnya. China baru dapat diharapkan normal pada April atau Juni tahun ini. Lalu sebagian pelabuhan dicharging di India juga terganggu akibat situasi Corona.

"Selain harga yang masih tertekan. Jadi saya melihat potensi koreksi atas RKAB khususnya kenaikan belum akan terjadi, kecuali RKAB kuartal 2 yang mungkin terjadi kenaikan," tuturnya.

Namun demikian, dia melihat akan ada potensi penurunan RKAB produksi batu bara setelah kuartal I ini. Hal ini berkaitan dengan recovery negara China yang baru di bulan April atau Juni akan pulih


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper