Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sepi, Industri Tekstil dan Garmen Khawatir Kinerja Terganggu

Beberapa ritel sudah menghentikan membuka toko seiring kebijakan pemerintah yang kian membatasi mobilitas guna pencegahan wabah virus corona atatu Covid-19.
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja (kiri) dan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Ravi Shankar (kanan), melakukan audiensi dengan Redaksi Bisnis Indonesia, Rabu (19/2/2020). / Bisnis - Himawan L. Nugraha
Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmaja (kiri) dan Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Ravi Shankar (kanan), melakukan audiensi dengan Redaksi Bisnis Indonesia, Rabu (19/2/2020). / Bisnis - Himawan L. Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Industri tekstil dan produk tekstil Tanah Air mengkhawatirkan sepinya permintaan dalam 10 hari terakhir ini.

Beberapa ritel sudah menghentikan membuka toko seiring kebijakan pemerintah yang kian membatasi mobilitas guna pencegahan wabah virus corona atatu Covid-19.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jemmy Kartiwa Sastraatmadja mengatakan pihaknya mengapresiasi langkah pemerintah yang mampu membenahi industri TPT serta memulai tindakan kuratif dengan menyetujui safeguard dalam enam bulan terakhir. 

"Hasilnya sudah kami rasakan dua bulan terakhir atau sejak BMPTS tetapi tren perbaikan berbalik dalam 10 hari terakhir ini banyak order tertunda hingga batal. Saya juga amati Pasar Tanah Abang mulai banyak yang tutup," katanya, Senin (23/3/2020).

Menurutnya, fenomena yang terjadi serentak dan dalam skala besar ini akan memberi dampak yang tidak menggembirakan terhadap utilisasi industri secara ekstrim yang secara simultan akan berdampak pada produktivitas dan siklus ekonomi industri TPT.

Kendati demikian, Jemmy memastikan saat ini seluruh perusahaan di bawah API masih berjalan secara penuh dan belum ada guncangan yang membuat pemutusan kerja pada karyawan.

"Memang PHK sangat dilematis kami berkomitmen menghindari itu. Namun, kami butuh dukungan untuk agar THR pun tetap terbayar sedangkan kami sudah tidak bisa mengharapkan lagi dari periode Lebaran nanti," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper