Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Wabah Corona ADB Berikan Paket Bantuan US$6,5 miliar

Asian Development Bank menyiapkan bantuan dana untuk menanggulangi dan memerangi wabah corona kepada negara anggotanya, terutama negara berkembang.
Deputy Chief Economist Asian Development Bank Joseph Zveglich (dari kiri) bersama dengan Country Director for Indonesia Winfried Wicklein, Vice President Bambang Susantono, Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin, Direktur Bisnis Indonesia Gagaskreasitama Chamdan Purwoko dan Professor and Author of Indonesia and ADB:Fifty Years of Partnership Peter McCawley berfoto bersama di sela-sela kunjungannya ke Kantor Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Jumat (6/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Deputy Chief Economist Asian Development Bank Joseph Zveglich (dari kiri) bersama dengan Country Director for Indonesia Winfried Wicklein, Vice President Bambang Susantono, Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin, Direktur Bisnis Indonesia Gagaskreasitama Chamdan Purwoko dan Professor and Author of Indonesia and ADB:Fifty Years of Partnership Peter McCawley berfoto bersama di sela-sela kunjungannya ke Kantor Redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Jumat (6/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) mengumumkan paket bantuan tahap awal senilai US$6,5 miliar untuk mengatasi keperluan mendesak dari negara-negara berkembang anggotanya dalam menghadapi pandemi virus korona (COVID-19).

Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan, pandemi ini telah menjadi krisis global, sehingga diperlukan aksi yang lebih besar di tingkat nasional, kawasan, dan dunia.

"ADB menyiapkan seperangkat tindakan agresif untuk menangkal pandemi ini; untuk melindungi kaum miskin, rentan, dan populasi secara luas di kawasan ini; dan untuk memastikan ekonomi akan membaik secepat mungkin. Setelah berdiskusi dengan para anggota dan organisasi setara, kami menyediakan dana bantuan US$6,5 miliar untuk memenuhi kebutuhan mendesak dari negara-negara anggota kami," ujar Asakawa dalam siaran persnya, Kamis (19/3/2020).

Paket awal tersebut mencakup sekitar US$3,6 miliar ditujukan untuk operasi sektor publik bagi serangkaian kegiatan kesehatan dan ekonomi untuk merespons pandemi ini. Selanjutnya, US$1,6 miliar untuk operasi sektor swasta bagi usaha mikro, kecil dan menengah, perdagangan domestik dan kawasan, serta perusahaan yang terdampak secara langsung.

ADB juga akan mengalokasikan sekitar US$1 miliar dari sumber daya konsesional melalui realokasi dari beberapa proyek yang sedang berlangsung dan mengkaji kemungkinan kebutuhan yang darurat. ADB akan menyediakan US$40 juta untuk bantuan teknis dan hibah yang dapat disalurkan dengan cepat.

Untuk menyediakan paket dukungan pada negara-negara berkembang anggota secepat dan sefleksibel mungkin, ADB akan menyesuaikan instrumen pendanaan dan bisnis prosesnya.

Asakawa mengatakan apabila disetujui oleh Dewan Direktur ADB, penyesuaian tersebut akan mencakup akses yang lebih cepat terhadap bantuan darurat bagi perekonomian dengan keterbatasan fiskal yang akut, prosedur yang lebih ringkas untuk pemberian pinjaman berbasis kebijakan, dan sistem pengadaan universal yang fleksibel dan lebih cepat.

Selain itu ADB akan memperkuat kolaborasinya dengan International Monetary Fund, World Bank, berbagai lembaga pembangunan lain di tingkat kawasan, World Health Organization, dan badan-badan pendanaan bilateral seperti Japan International Cooperation Agency, serta US Centers for Diseases Control dan organisasi sektor swasta, untuk memastikan implementasi yang efektif dari upaya tanggap virus corona ini.

Sejak mengambil tindakan yang pertama terhadap virus corona pada 7 Februari 2020, ADB telah menyediakan lebih dari US$225 miliar untuk memenuhi kebutuhan darurat baik dari pemerintah maupun perusahaan di negara-negara berkembang anggotanya.

Dalam laporan ADB yakni “The Economic Impact of the COVID-19 Outbreak on Developing Asia” dampak dari mewabahnya virus corona antara lain menurunnya permintaan domestik, berkurangnya perjalanan wisata dan bisnis, terdampaknya mata rantai perdagangan dan produksi, gangguan pasokan, dan dampak kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper