Bisnis.com, JAKARTA - Pasar properti di Indonesia saat ini dinilai sulit ditebak menyusul adanya sejumlah tantangan hebat yang menerpa industri properti termasuk sentimen virus corona.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia Nurul Yaqin mengakui bahwa sentimen pandemi virus corona menjadi pukulan telak bagi industri properti di tahun ini.
"Kita susah untuk mendefinisikan pasar saat ini, apalagi properti sudah hampir lima tahun memang terpuruk. Jadi, saya pikir sekarang panik, artinya panik menghadapi kondisi sehingga susah dirumuskan dan susah didefinisikan secara logika pasar," katanya, Kamis (19/3/2020).
Menurut Nurul, pukulan telak ini hampir berimbas pada semua segmen properti baik kelas bawah, menengah dan kelas atas. Lagi pula, tingkat permintaan akan hunian non-subsidi juga menurutnya sudah tertahan sejak lima tahun belakangan ini.
Adapun, untuk segmen rumah subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dinilai masih terkendala dari sisi pasokan karena masalah pembiayaan dari pemerintah.
"Jadi, semua level atau semua segmen properti ini dalam kondisi sakit parah. Nah, kemudian sekarang tertimpa lagi oleh corona. Kalau saya terus terang dampaknya sudah terpuruk, tiarap," ujarnya.
Baca Juga
Dia mendorong agar para pelaku di industri ini tetap memupuk rasa optimisme agar penjualan properti bisa tetap dipacu di tengah adanya ketidakpastian. Di kondisi seperti saat ini juga membuat banyak pihak sulit untuk memproyeksikan penjualan properti ke depan akan seperti apa.
Dia berharap agar persoalan ini semakin mereda setidaknya enam bulan atau paling cepat dalam tiga bulan jika semua pihak menyimpan rasa optimisme. Dengan begitu, pasar properti akan kembali pulih seperti sedia kala.