Bisnis.com, JAKARTA – Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve, kembali memangkas suku bunga acuannya pada Minggu (15/3) dalam upaya baru menyelamatkan ekonomi AS dari kejatuhan akibat virus corona (Covid-19).
The Fed memangkas Fed Fund Rate sebesar 1 persen menjadi kisaran 0 - 0,75 persen, level terendah sejak tahun 2015. Selain itu, The Fed akan meningkatkan kepemilikan obligasi sebanyak US$700 miliar.
Bank sentral juga mengumumkan beberapa tindakan lain, termasuk mengizinkan bank untuk menarik pinjaman selama 90 hari dari bank sentral dan mengurangi rasio cadangan wajib minimum menjadi nol persen. Selain itu, The Fed bersatu dengan lima bank sentral lainnya untuk memastikan dolar AS tersedia di seluruh dunia melalui jalur swap.
Gubernur The Fed Jerome Powell akan mengadakan konferensi pers pada pukul 18.30 waktu AS (Senin 6.30 WIB) untuk membahas kebijakan moneter.
Dalam pernyataan resmi, The Fed menyebut wabah virus corona telah mengganggu kegiatan ekonomi di banyak negara, termasuk Amerika Serikat. Kondisi keuangan global juga terkena imbas. Efek dari virus corona disebut The Fed akan membebani aktivitas ekonomi dalam waktu dekat dan menimbulkan risiko bagi prospek ekonomi.
"Komite berharap mempertahankan kisaran tersebut sampai yakin bahwa ekonomi telah melewati berbagai peristiwa baru-baru ini dan berada di jalur yang tepat untuk mencapai target lapangan kerja dan stabilitas harga," jelas The Fed.
Presiden Donald Trump, yang baru-baru ini mengkritik The Fed karena tidak menurunkan suku bunga lebih cepat dan lebih jauh, dengan cepat memuji langkah bank sentral tersebut.
"Itu membuat saya sangat bahagia dan saya ingin mengucapkan selamat kepada Federal Reserve. Itu adalah langkah besar dan saya sangat senang mereka melakukannya,” ungkap Trump, seperti dikutip Bloomberg.
Kebijakan ini dilakukan saat ekonomi AS menghadapi risiko resesi pertama selama 11 tahun terakhir di tengah terbatasnya aktivitas dalam segala hal, mulai dari pertandingan bola basket, pertemuan, serta pariwisata.
Hal ini kemungkinan akan mengganggu pendapatan bagi ribuan perusahaan dan menempatkan berisiko mempengaruhi banyak pekerjaan. Kekhawatiran ini juga telah menghempaskan pasar saham ke zona pasar bearish.
Dengan pengumuman ini, The Fed menembakkan salah satu amunisi terbesarnya untuk menahan kejatuhan ekonomi. Namun, ekonom mengatakan tanpa tanggapan yang serupa dan kuat dari pemerintah, AS dapat tersandung ke jurang resesi.
Kepala analis AS di Renaissance Macro Research LLC, Neil Dutta, mengatakan The Fed tidak dapat memerangi krisis kesehatan masyarakat, tetapi mereka dapat memberikan bantuan ketika krisis mereda.
The Fed mengatakan akan mempertahankan suku bunga mendekati nol "sampai yakin bahwa ekonomi telah melewati berbagai peristiwa baru-baru ini dan berada di jalurnya untuk mencapai tujuan lapangan kerja maksimum dan stabilitas harga," ungkapnya.
Kebijakan The Fed ini dilakukan sehari sebelum kelompok negara G-7 melakukan pertemuan jarak jauh untuk membahas respons terhadap wabah Covid-19. Bank sentral dan investor di sejumlah negara telah mendesak pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk mendukung ekonomi mereka mengingat mereka hampir kehabisan amunisi moneter. Selain itu, kebijakan fiskal dapat ditargetkan di sudut-sudut ekonomi yang paling membutuhkan dengan peran pemerintah.