Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat mengembangkan teknologi mortar busa untuk pembangunan jalan layang Purwosari di Kota Solo untuk meningkatkan efisiensi biaya hingga waktu pembangunan.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VII Semarang, Akhmad Cahyadi mengatakan bahwa penggunaan teknologi mortar busa pada proyek jalan layang (flyover) Purwosari dapat meningkatkan efisiensi pembiayaan selain mempercepat waktu pelaksanaan pembangunan.
“Pembangunan flyover Purwosari konstruksinya memakai teknologi Mortar Busa yang dikembangkan secara sederhana menggunakan metode timbunan ringan, struktur baja bergelombang dicampur dengan bahan pasir dan semen yang telah diatur mutu kekuatannya sehingga memiliki keunikan dalam menghemat anggaran belanja konstruksi sebesar 15 persen,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (16/3/2020).
Selain menghemat biaya, keunggulan teknologi tersebut juga meningkatan efisiensi waktu pengerjaan jika dibandingkan dengan konstruksi konvensional yakni hingga 40 persen. Material ini juga ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa pembangunan jalan layang merupakan salah satu program sterilisasi 500 perlintasan jalan dan kereta yang dilakukan Kementerian PUPR untuk mendukung proyek The Java Northline Upgrading Project yang akan mengembangkan jalur kereta api semi cepat Jakarta - Surabaya.
“Kami ditugaskan untuk memperbaiki atau mensterilkan kurang lebih sekitar 500 perlintasan sebidang dengan jalan raya di sepanjang perlintasan rel kereta semi cepat Jakarta - Surabaya. Kami akan membangun flyover dan underpass hingga jembatan penyeberangan orang [JPO] termasuk perbaikan jalan lingkungan di sekitarnya,” jelasnya.
Hingga 15 Maret 2020, progres kontruksi jalan layang Purwosari mencapai 10,9 persen dan ditargetkan tuntas pada 20 Desember 2020. jalan layangg ini memiliki panjang 700 meter dengan jalan pendekat 202,40 meter di sisi Barat dan 240,68 meter di sisi Timur.
Adapun, pembangunan jalan layang ini dikerjakan oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dengan biaya Rp104,672 miliar. Proyek yang dikerjakan sejak Januari lalu ini bertujuan untuk mengatasi kemacetan akibat keberadaan perlintasan rel kereta Solo - Yogyakarta.