Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Corona, Bisnis Biro Perjalanan Hadapi Tantangan Berat

Besar kemungkinan akan banyak pengusaha travel yang gulung tikar karena omzet yang turun drastis dan juga potensi gelombang PHK yang cukup besar.
Pengunjung mencari informasi di salah satu stan agen travel di Garuda Indonesia Travel Fair 2018, Jakarta, Jumat (5/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pengunjung mencari informasi di salah satu stan agen travel di Garuda Indonesia Travel Fair 2018, Jakarta, Jumat (5/10/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku bisnis agen perjalanan atau travel menyebut wabah virus corona (Covid-19) menimbulkan tantangan yang lebih berat pada tahun ini.

Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan beberapa bahkan sudah ada yang menutup usahanya lantaran minimnya pemasukan bahkan sama sekali tidak ada. Sebelumnya para pengusaha travel hanya mengharuskan karyawannya untuk mengambil cuti tanpa bayaran dengan durasi waktu minimal 1 pekan.

“Sudah ada yang tutup, yang pure pemain inbound sudah banyak yang tutup,” kata Pauline, Jumat (13/3/2020).

Namun, pihaknya belum bisa menyebutkan berapa banyak perusahaan yang sudah tutup lapak bisnis travelnya. Sejak virus corona makin meluas, sudah tidak ada lagi pemasukan yang didapat oleh pelaku usaha.

"Dampaknya ada banyak tenaga kerja pariwisata yang menganggur. Guide [pemandu wisata], sopir angkutan wisata semua tidak ada pekerjaan,” ujarnya.

Semetara itu, wakil ketua DPP Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Budijanto Ardiansjah mengatakan setiap tahunnya ada penambahan sekitar 200-300 anggota. Namun, akibat virus corona, sangat berdampak pada bisnis travel.

“Kalau gara-gara corona sih belum ada yang tutup tetapi efisiensi agar survise telah dilakukan,” kata Budijanto.

Dia mengatakan sejauh ini biaya operasional pelaku usaha travel hanya tersisa 20 persen sehingga memang cukup sulit untuk membayar operasional termasuk gaji pegawai.

Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan jika hingga Mei 2020 corona tidak kunjung reda, maka besar kemungkinan akan banyak pengusaha travel yang gulung tikar karena omzet yang turun drastis dan juga potensi gelombang PHK yang cukup besar.

“Jika terus berlanjut hingga Juni, dapat dipastikan banyak usaha travel yang ajukan pailit dan NPL bank bisa meningkat. Itu yang harus diwaspadai,” kata Bhima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper