Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku bisnis agen perjalanan atau travel menyebut wabah virus corona (Covid-19) menimbulkan tantangan yang lebih berat pada tahun ini.
Sekjen Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Pauline Suharno mengatakan beberapa bahkan sudah ada yang menutup usahanya lantaran minimnya pemasukan bahkan sama sekali tidak ada. Sebelumnya para pengusaha travel hanya mengharuskan karyawannya untuk mengambil cuti tanpa bayaran dengan durasi waktu minimal 1 pekan.
“Sudah ada yang tutup, yang pure pemain inbound sudah banyak yang tutup,” kata Pauline, Jumat (13/3/2020).
Namun, pihaknya belum bisa menyebutkan berapa banyak perusahaan yang sudah tutup lapak bisnis travelnya. Sejak virus corona makin meluas, sudah tidak ada lagi pemasukan yang didapat oleh pelaku usaha.
"Dampaknya ada banyak tenaga kerja pariwisata yang menganggur. Guide [pemandu wisata], sopir angkutan wisata semua tidak ada pekerjaan,” ujarnya.
Semetara itu, wakil ketua DPP Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Budijanto Ardiansjah mengatakan setiap tahunnya ada penambahan sekitar 200-300 anggota. Namun, akibat virus corona, sangat berdampak pada bisnis travel.
Baca Juga
“Kalau gara-gara corona sih belum ada yang tutup tetapi efisiensi agar survise telah dilakukan,” kata Budijanto.
Dia mengatakan sejauh ini biaya operasional pelaku usaha travel hanya tersisa 20 persen sehingga memang cukup sulit untuk membayar operasional termasuk gaji pegawai.
Sementara itu, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan jika hingga Mei 2020 corona tidak kunjung reda, maka besar kemungkinan akan banyak pengusaha travel yang gulung tikar karena omzet yang turun drastis dan juga potensi gelombang PHK yang cukup besar.
“Jika terus berlanjut hingga Juni, dapat dipastikan banyak usaha travel yang ajukan pailit dan NPL bank bisa meningkat. Itu yang harus diwaspadai,” kata Bhima.