Bisnis.com, MEDAN - PT PLN (Persero) memasang target bauran energi baru terbarukan (EBT) Sumatra Bagian Utara mencapai 46 persen pada 2025 atau di atas rata-rata nasional sebesar 24 persen.
Target yang dipasang tinggi ini, mengingat potensi alam yang cukup besar seperti sumber panas bumi dan tenaga air (hydro).
General Manager Unit Induk Pembangkitan Sumbagut, Bambang Iswanto mengatakan bauran EBT Sumbagut saat ini mencapai 30,8 persen. Angka itu telah melampaui target nasional sebesar 24 persen pada 2025.
"Di Sumatra Bagian Utara ini kaya akan EBT. Seperti panas bumi dan hydro, ini cukup banyak di Sumatra," Selasa (11/3/2020).
General Manager Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatra, Weddy B Sudirman menyebut Sumbagut sebagai lumbung energi baru terbarukan. Dalam perhitungan PLN, potensi sumber panas bumi mencapai lebih dari 4.000 megawatt.
"Di blok Sarulla saja sudah mencapai 1.000 megawatt, yang sudah dikembangkan 330 megawatt," imbuhnya.
Baca Juga
Selain potensi dari sumber panas bumi, Sumbagut memiliki potensi tenaga air (hydro) yang besar. Seperti Sumatra Barat misalnya, memiliki wilayah dengan tutupan hutan masih 60 persen.
Sumber energi baru terbarukan lainnya yang cukup potensial yakni energi surya. Saat ini pihaknya sedang melakukan tahap pra feasibility study (FS) untuk pengembangan PLTS terapung di Danau Toba.
Pra FS dilakukan untuk menghasilkan 50-60 megawatt. Pihaknya menargetkan Pra FS dapat dilakukan pada semester I/2020.
"Tapi belum tahu apakah akan dikembangkan oleh PLN atau Swasta. Kemarin ketika kita utarakan rencana ini, sudah ada investor dari Norwegia yang berminat," imbuhnya.
Meski memiliki potensi sumber energi baru terbarukan cukup besar, tetapi pengembangan pembangkit listri EBT ini memerlukan investasi cukup besar.
"Misal, untuk PLTU perlu sekitar US$1.200 per kWh. Kalau untuk PLTA range nya mulai US$2.500-US$4.800 per kWh. Untuk PLTP kurang lebih sama dengan hydro," katanya.