Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri makanan dan minuman (mamin) memastikan tetap berkomitmen menyerap garam petambak sebesar 1,1 juta ton hingga Juni 2020 mendatang.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan hal itu terlihat dari realisasi penyerapan garam petambak oleh industri mamin sebesar 800.000 ton sampai Februari 2020 lalu. Dia memastikan industri akan melanjutkan penyerapan sampai Juni nantinya.
"Untuk pengasinan seperti ikan dan kacang memang sudah ada yang bisa memakai garam lokal. Makanya industri ada komitmen menyerap 1,1 juta ton," katanya, Selasa (10/3/2020).
Adhi memastikan jika ada garam petambak yang belum bisa terserap artinya dipastikan belum memenuhi kualitas industri. Pasalnya, permintaan garam impor dipastikan hanya untuk produk yang tidak ada dipetambak.
Adhi juga menyebut saat ini banyak petambak sedang menyimpan garamnya untuk menunggu stok hasil panen yang masih terjadi pada Juni atau Juli 2020 mendatang.
Sisi lain, untuk kebutuhan bahan baku industri termasuk garam dan gula di dalamnya, Adhi memastikan pertumbuhan tahunan sekitar 20 persen.
Menurutnya, peningkatan kebutuhan itu selaras dengan produktivitas industri mamin yang umumnya lebih besar 60 persen pada semester I atau yang memiliki periode Ramadan dan Lebaran.
Adapun menurut Adhi, angka penyerapan 1,1 juta ton juga sudah seimbang dengan permintaan besaran garam impor untuk setahun sebesar 543.000 ton untuk sepanjang tahun dan baru direalisasikan 219.000 ton pada awal tahun ini.
"Minggu ini Kementerian Perdagangan sedang melakukan verifikasi stok kalau tidak salah hari ini ada di Surabaya. Nanti setelah itu akan rapat evaluasi dengan kami untuk memutuskan penambahan kuota impor yang akan dikeluarkan lagi," ujarnya.